Ekspor non migas dalam RPJMN 2020-2024 ditargetkan tumbuh 5,2-9,8%. Agus mengatakan, target tersebut ditetapkan melihat kinerja ekspor non migas pada tahun 2019 surplus US$ 6,15 miliar.
"Kinerja ekspor non migas tahun 2019 tercatat surplus sebesar US$ 6,15 miliar yang berasal dari ekspor non migas sebesar US$ 154,99 miliar," kata Agus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Agus mengakui dalam menjaga neraca perdagangan ini masih ada hambatan. Pada tahun 2019 juga, Kemendag mencatat impor sebesar US$ 148,8 miliar. Sehingga, neraca perdagangan Indonesia sebesar US$ 3 miliar pada tahun 2019.
"Faktor-faktor yang mendorong terjadinya defisit tersebut antara lain dipicu oleh impor Indonesia yang tumbuh lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya. Perlambatan ekonomi global karena meningkatnya hambatan perdagangan di dunia serta beberapa negara," imbuh Agus.
Dalam perencanaan strategis Kemendag 5 tahun ke depan, pihaknya akan mengendalikan impor dengan mengutamakan bahan baku industri.
"Kemudian mengendalikan impor secara selektif, fokus impor pada bahan baku penolong untuk penguatan industri ekspor dan investasi," pungkasnya.
(fdl/fdl)