Geger Corona, Turis Asing hingga Domestik Batal Liburan di RI
Sebelum virus corona dinyatakan menjangkit Indonesia, pemerintah mengandalkan jumlah wisatawan nusantara (wisnus) untuk menggairahkan pariwisata domestik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita kan awalnya pasar domestik yang 2018 kita sampaikan pergerakan (wisnus) 303 juta, begitu 2019 terjadi penurunan karena tiket mahal. Jadi 275 juta. 2020 kita harapkan bergerak ternyata ada wabah corona," urai Maulana.
Namun, setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan 2 WNI positif corona, banyak wisnus yang kemudian membatalkan perjalanan wisatanya.
"Memang kalau di sektor pariwisata saat ini, kejadian begitu ada masuk ke fase kedua, itu ada cancel, cancel, cancel. Okupansi langsung drop semuanya. Karena kan ini masalah pasar domestik," kata Maulana.
Melihat kondisi ini, ia khawatir. Apabila sampai penutupan kuartal I-2020 ini belum ada solusi yang tepat untuk penyebaran virus corona, 70% cadangan devisa Indonesia bisa hilang.
"Yang pariwisata ya, itu bisa 60-70% hilang. Pasar kita hilang semua, bagaimana. Orang kan menghindari travelling. Yang akan travelling keluarnya satu-satu, terpaksa. Siapa yang mau? Lalu orang bisnis, ini juga tak ada pilihan," papar Maulana.
Sebelum virus corona masuk Indonesia saja, wisman di Bali sudah menurun drastis dan kerugiannya mencapai Rp 1 triliun. Maka, di fase kedua ini ia memprediksi kerugiannya semakin melebar.
"Saya baru punya data di fase pertama. Itu di Bali sudah ada cancelation, nilainya sampai Rp 1 triliun," ungkap dia.
Maulana membeberkan, sejumlah destinasi yang mengalami penurunan wisatawan yang paling parah yakni Bintan, Batam, Manado, dan Bali.
"Intinya yang paling besar kenanya di Batam, Bintan, Manado, Bali. Paling besar Batam Bintan, dan Manado karena itu ribuan. Kalau Bali dia ada captive dari wisman lain, termasuk domestiknya cukup hot," tutup dia.
Lalu, apa upaya pemerintah menangkis serangan corona ke pariwisata?