Usul Pengusaha soal Impor Bawang Putih Biar Cukup Sampai Lebaran

Usul Pengusaha soal Impor Bawang Putih Biar Cukup Sampai Lebaran

Soraya Novika - detikFinance
Senin, 09 Mar 2020 13:16 WIB
Pasokan bawang putih di Pasar Kramat Jati berkurang karena kiriman dari Chinan seret.
Foto: Fadhly Fauzi Rachman/detikFinance
Jakarta - Menjelang bulan puasa dan lebaran otomatis kebutuhan masyarakat akan bahan pokok pangan turut meningkat. Salah satunya kebutuhan terhadap bawang putih. Mencoba memenuhi kebutuhan tersebut, Kementerian Perdagangan (Kemendag) berjanji akan segera menerbitkan Surat Perizinan Impor (SPI) atas 90.000 ton bawang putih.

Akan tetapi, menurut Perkumpulan Pelaku Usaha Bawang dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo) jumlah tersebut masih kurang dari kebutuhan idealnya. Lantaran, menurut prediksi Pusbarindo, kebutuhan akan bawang putih sampai Mei 2020 mendatang atau sampai lebaran nanti bisa mencapai 160.000 ton bawang putih.

Lalu, apa upaya yang seharusnya diambil pemerintah demi memenuhi kebutuhan bawang putih hingga lebaran nanti?


Ketua II Pusbarindo Valentino menyarankan agar pemerintah menerbitkan SPI sebanyak yang dibutuhkan masyarakat.

"Terbitkan lah sebanyak yang seharusnya, kalau kita kurang 100.000 ton keluarkanlah 100.000 ton, sebab itu saja belum tentu para pelaku atau importir bisa importasi 100% tergantung keuangan," ujar Valentino kepada detikcom, Senin (9/3/2020).

Sebab, menurut Valentino memenuhi kebutuhan akan bawang putih bukanlah perkara mudah. Begitu izin sampai ke tangan importir, masih banyak tahapan yang harus dilalui agar barang yang berhasil diimpor terdistribusikan secara menyeluruh ke seluruh Indonesia.

Belum lagi, tak semua importir mampu melakukan importasi bawang putih hingga 100% dari izin impor yang diterimanya.

"Lihat kemampuan importir biasanya ya dapat (izin impor)2.500 ton bawang putih, atau dapat 5.000 ton, importir tidak ada yang langsung masukin 100%, emangnya duit dari nenek moyang, importir itu biasanya seadanya duit baru order, begitu nanti dijual di dalam negeri, uangnya muter nanti dia order lagi, begitu," paparnya.

Untuk itu, dukungan penuh dari pemerintah amat dibutuhkan baik berupa kemudahan impor hingga sekedar mendengarkan masukan dari para pelaku usaha tersebut.

"Kita ya maunya dipenuhi saja kekurangannya itu dulu, supaya nanti bisa tersalur semua dengan lancar," pungkasnya.

Sebelumnya, Pusbarindo memproyeksi kebutuhan bawang putih sepanjang Maret 2020 ini saja bisa mencapai 45.000 ton per bulan. Sedangkan, kebutuhan April mendatang diproyeksi naik 20% menjadi 55.000 ton/bulan serta ditambah kebutuhan Mei 2020 yang sudah bulan puasa dan menjelang lebaran naik lagi 40% jadi 60.000 ton per bulan. Sehingga total kebutuhan sampai Lebaran 2020 harusnya 160.000 ton.

Sehingga, bila pemerintah hanya mengeluarkan izin impor sebanyak 90.000 ton, maka masih ada kekurangan sekitar 59.600 ton bawang putih sampai lebaran mendatang. Sebab, 90.000 ton izin impor itu sudah termasuk izin impor yang diterbitkan sebelumnya yakni sebanyak 30.400 ton.


(dna/dna)

Hide Ads