Stimulus Ekonomi di Tengah Wabah Corona Sudah Tepat?

Stimulus Ekonomi di Tengah Wabah Corona Sudah Tepat?

Vadhia Lidyana - detikFinance
Minggu, 15 Mar 2020 07:13 WIB
Virus corona: Indonesia persingkat prosedur, Malaysia bersiap yang terburuk dalam hadapi Covid-19
Foto: BBC World

1. Pemerintah Jangan Terlalu Hati-hati

Yose mengakui, dalam pengurangan PPN ini tentunya pemerintah akan kehilangan penerimaan pajak yang cukup besar. Namun, hal tersebut perlu diambil di tengah kondisi ekstrem ini.

"Tapi saya pikir dalam kondisi sekarang kita jangan terlalu fokus pada pengendalian fiskal. Ini masalah krisis yang memang kita masih belum tahu, krisis yang datangnya bukan dari krisis finansial yang memerlukan kehati-an dalam fiskal. Kalau krisis finansial mungkin ada yang namanya langkah hati-hati. Tapi kalau kondisi sekarang mungkin nggak perlu hati-hati di dalam finansial," tegasnya.

Bahkan, ia juga menyarankan pemerintah membuka batas defisit APBN. Ia menuturkan, pemerintah sebaiknya melebarkan batas defisit APBN selama 5 tahun menjadi 3%. Sehingga, di tahun 2020 pemerintah bisa menambahkan utang jika dibutuhkan dalam penanganan corona.

"Mengubah batas defisit yang sekarang ini kan 3%, diubah menjadi rata-rata 5 tahun 3% gitu misalkan. Sehingga tahun ini lagi dibutuhkan jadi 3,5% juga boleh, asalkan tahun-tahun berikutnya atau tahun sebelumnya itu kurang dari 3%.Jadi butuh extreme measures kalau memang kondisinya dibutuhkan. Jadi jangan takut-takut lagilah pesan saya kepada pemerintah kalau dalam bidang ekonomi," imbuh dia.

Terakhir, ia juga meminta pemerintah tak hanya fokus terhadap stimulus untuk mencegah dampak corona terhadap perekonomian.

"Walau bagaimana pun tindakan kesehatan adalah yang paling utama. Jangan karena tujuan ekonomi aksi-aksi kesehatan malah dikurangi. Salah satunya transparansi dan informasi mengenai kondisi yang ada sekarang ini, itu juga diperlukan tentunya untuk langkah-langkah antisipatif," imbuh Yose.


Hide Ads