Kebijakan kerja dari rumah tersebut bukan seterusnya, melainkan hanya sampai 31 Maret nanti. Selain berita PNS boleh kerja dari rumah, berita terpopuler lainnya adalah nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah sempat tembus Rp 15.000.
Pengin tahu informasi selengkapnya? Baca 5 berita detikFinance terpopuler berikut ini
PNS Boleh Kerja dari Rumah
Menteri PAN-RB Tjahjo Kumolo/Foto: Wilda/detikcom
|
Keputusan tersebut diambil guna meminimalisir penyebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia.
"Berkaitan dengan ketentuan penyesuaian sistem kerja di mana ASN di lingkungan instansi pemerintah dapat menjalankan tugas kedinasan di rumah atau di tempat tinggalnya," kata Tjahjo dalam telekonferensi dikutip detikcom dari akun YouTube resmi Kemenpan-RB, Senin (16/3/2020).
Dalam pelaksanannya, Tjahjo mengeluarkan surat edaran kepada instansi pemerintah baik di tingkat pusat meliputi kementerian/lembaga (K/L), hingga pemerintah daerah (pemda).
"Surat edaran ini sebagaimana pedoman bagi instansi pemerintah daerah untuk pelaksanaan tugas kedinasan yang berkait dengan ASN untuk kerja di rumah bagi ASN dalam upaya pencegahan dan meminimalisir penyebaran Covid-19," lanjutnya.
Baca selengkapnya di sini: Resmi! PNS Kerja dari Rumah Mulai Hari Ini
Dolar AS Tembus Rp 15.000
Foto: Selfie Miftahul/detikFinance
|
Demikian dikutip dari data perdagangan Reuters, Senin (16/3/2020). Hingga pukul 17.00 WIB, dolar AS tercatat bergerak di level Rp 14.710-15.049.
Penguatan dolar AS terpantau cukup signifikan sejak awal Maret 2020 atau sejak pertama kalinya Indonesia mengumumkan pasien pertamanya yang positif terjangkit virus corona (COVID-19). Selain sentimen harga minyak dunia yang turun drastis, bertambah pesatnya pasien virus corona di Indonesia turut mempengaruhi pergerakan rupiah hingga saat ini.
Baca selengkapnya di sini: Pecah Telur! Dolar AS Tembus Rp 15.000
Sederet Dampak Ekonomi Jika Jakarta Lockdown
Foto: Agung Pambudhy
|
Namun, dampak melakukan lockdown di Jakarta ternyata cukup besar ke perekonomian nasional. Peneliti ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memprediksi Indonesia bisa terkena krisis ekonomi apabila Jakarta diisolasi.
"Indonesia bisa krisis karena lockdown di Jakarta," tegas Bhima kala dihubungi detikcom, Minggu (15/3/2020).
Dia menjelaskan sejauh ini 70% pergerakan uang dalam perkonomian nasional berada di Jakarta. Akan sangat beresiko bila aktivitas perekonomian di Jakarta lumpuh karena melakukan lockdown di Jakarta.
"70% uang juga berputar di Jakarta, ada bursa efek, ada bank sentral. Terlalu beresiko kalau kita mengambil langkah lockdown," kata Bhima.
Baca selengkapnya di sini: Ngeri! Ini Sederet Dampak Ekonomi Jika Jakarta Lockdown
Pegawai Meninggal karena Corona, Telkom Buka Suara
Foto: Rachman Haryanto
|
Pihak PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) tidak banyak berkomentar terkait meninggalnya salah seorang karyawan yang positif virus corona. Termasuk, langkah apa yang akan dilakukan.
"Ini baru saya terima infonya. Kami pelajari dulu ya," kata Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo lewat pesan singkat kepada detikcom, Minggu (15/3/2020)
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau biasa disapa Kang Emil memberi keterangan mengenai perkembangan pandemi Covid-19 atau corona hingga hari Minggu kemarin. Posisi terakhir, ada tujuh pasien positif corona, satu diantaranya meninggal di Kabupaten Cianjur.
Sempat dinyatakan negatif corona, seorang pegawai Telkom yang dirawat di RS Dr Hafidz (RSDH) Cianjur ternyata positif. Karyawan itu meninggal 3 Maret 2020 lalu.
Baca selengkapnya di sini: Telkom Buka Suara Ada Karyawannya Meninggal Positif Corona
Corona Merebak, Orang Kaya RI Jangan Diam Saja!
Foto: Tim Infografis: Zaki Alfarabi
|
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede berpandangan, harusnya konglomerat Indonesia juga mengikuti jejak miliuner di beberapa negara.
Dia mengatakan tidak ada salahnya orang kaya di Indonesia menjadi dermawan di tengah merebaknya virus corona. Pasalnya orang-orang kaya ini secara ekonomis memiliki likuiditas uang yang besar.
"Kan ini juga virus mewabah, jelas mereka (konglomerat) bisa melakukan beberapa hal dan jadi filantropis. Atau bisa jadi CSR perusahaan mereka, mereka kan punya likuiditas cash money yang besar," ungkap Josua kepada detikcom, Senin (16/3/2020).
Baca selengkapnya: Virus Corona Sudah Mewabah, Orang Kaya RI Jangan Diam Saja!
Halaman 2 dari 6