PNS Boleh Kerja dari Rumah, Dolar AS Tembus Rp 15.000

Round-Up 5 Berita Terpopuler

PNS Boleh Kerja dari Rumah, Dolar AS Tembus Rp 15.000

Eduardo Simorangkir, Trio Hamdani - detikFinance
Senin, 16 Mar 2020 21:10 WIB
PNS Boleh Kerja dari Rumah, Dolar AS Tembus Rp 15.000
Menteri PAN-RB Tjahjo Kumolo/Foto: Ari Saputra
Jakarta - Berita terpopuler detikFinance Senin (16/3/2020) tentang PNS boleh kerja dari rumah. Kebijakan ini dirilis pemerintah demi mencegah makin merebaknya corona (covid-19).

Kebijakan kerja dari rumah tersebut bukan seterusnya, melainkan hanya sampai 31 Maret nanti. Selain berita PNS boleh kerja dari rumah, berita terpopuler lainnya adalah nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah sempat tembus Rp 15.000.

Pengin tahu informasi selengkapnya? Baca 5 berita detikFinance terpopuler berikut ini

PNS Boleh Kerja dari Rumah

Tjahjo Kumolo Menteri PAN-RB Tjahjo Kumolo/Foto: Wilda/detikcom
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Tjahjo Kumolo resmi mengumumkan bahwa aparatur sipil negara (ASN) atau pegawai negeri sipil (PNS) akan melaksanakan kerja dari rumah (work from home).

Keputusan tersebut diambil guna meminimalisir penyebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia.

"Berkaitan dengan ketentuan penyesuaian sistem kerja di mana ASN di lingkungan instansi pemerintah dapat menjalankan tugas kedinasan di rumah atau di tempat tinggalnya," kata Tjahjo dalam telekonferensi dikutip detikcom dari akun YouTube resmi Kemenpan-RB, Senin (16/3/2020).

Dalam pelaksanannya, Tjahjo mengeluarkan surat edaran kepada instansi pemerintah baik di tingkat pusat meliputi kementerian/lembaga (K/L), hingga pemerintah daerah (pemda).

"Surat edaran ini sebagaimana pedoman bagi instansi pemerintah daerah untuk pelaksanaan tugas kedinasan yang berkait dengan ASN untuk kerja di rumah bagi ASN dalam upaya pencegahan dan meminimalisir penyebaran Covid-19," lanjutnya.

Baca selengkapnya di sini: Resmi! PNS Kerja dari Rumah Mulai Hari Ini

Dolar AS Tembus Rp 15.000

Dolar AS Foto: Selfie Miftahul/detikFinance
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah menguat sepanjang hari ini. Pada sore ini, nilai tukar mata uang Paman Sam mencapai Rp 15.049.

Demikian dikutip dari data perdagangan Reuters, Senin (16/3/2020). Hingga pukul 17.00 WIB, dolar AS tercatat bergerak di level Rp 14.710-15.049.

Penguatan dolar AS terpantau cukup signifikan sejak awal Maret 2020 atau sejak pertama kalinya Indonesia mengumumkan pasien pertamanya yang positif terjangkit virus corona (COVID-19). Selain sentimen harga minyak dunia yang turun drastis, bertambah pesatnya pasien virus corona di Indonesia turut mempengaruhi pergerakan rupiah hingga saat ini.

Baca selengkapnya di sini: Pecah Telur! Dolar AS Tembus Rp 15.000

Sederet Dampak Ekonomi Jika Jakarta Lockdown

Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal-I 2018 tumbuh 5,2%. Pertumbuhan itu didukung dengan capaian penerimaan pajak maupun nonpajak. Foto: Agung Pambudhy
Usulan melakukan lockdown untuk wilayah Jakarta menjadi perbincangan di tengah mewabahnya virus corona di Indonesia. Bahkan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun sudah mempertimbangkan opsi tersebut.

Namun, dampak melakukan lockdown di Jakarta ternyata cukup besar ke perekonomian nasional. Peneliti ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memprediksi Indonesia bisa terkena krisis ekonomi apabila Jakarta diisolasi.

"Indonesia bisa krisis karena lockdown di Jakarta," tegas Bhima kala dihubungi detikcom, Minggu (15/3/2020).

Dia menjelaskan sejauh ini 70% pergerakan uang dalam perkonomian nasional berada di Jakarta. Akan sangat beresiko bila aktivitas perekonomian di Jakarta lumpuh karena melakukan lockdown di Jakarta.

"70% uang juga berputar di Jakarta, ada bursa efek, ada bank sentral. Terlalu beresiko kalau kita mengambil langkah lockdown," kata Bhima.

Baca selengkapnya di sini: Ngeri! Ini Sederet Dampak Ekonomi Jika Jakarta Lockdown

Pegawai Meninggal karena Corona, Telkom Buka Suara

Illustrasi telkom indonesia Foto: Rachman Haryanto

Pihak PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) tidak banyak berkomentar terkait meninggalnya salah seorang karyawan yang positif virus corona. Termasuk, langkah apa yang akan dilakukan.

"Ini baru saya terima infonya. Kami pelajari dulu ya," kata Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo lewat pesan singkat kepada detikcom, Minggu (15/3/2020)

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau biasa disapa Kang Emil memberi keterangan mengenai perkembangan pandemi Covid-19 atau corona hingga hari Minggu kemarin. Posisi terakhir, ada tujuh pasien positif corona, satu diantaranya meninggal di Kabupaten Cianjur.

Sempat dinyatakan negatif corona, seorang pegawai Telkom yang dirawat di RS Dr Hafidz (RSDH) Cianjur ternyata positif. Karyawan itu meninggal 3 Maret 2020 lalu.

Baca selengkapnya di sini: Telkom Buka Suara Ada Karyawannya Meninggal Positif Corona

Corona Merebak, Orang Kaya RI Jangan Diam Saja!

Orang kaya Foto: Tim Infografis: Zaki Alfarabi
Beberapa konglomerat di berbagai negara sudah mulai mengucurkan hartanya untuk meredam imbas virus corona. Lonjakan jumlah kasus yang disebabkan oleh virus ini mendorong para orang kaya ini jadi dermawan dan ikut serta dalam aksi penyembuhan wabah ini.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede berpandangan, harusnya konglomerat Indonesia juga mengikuti jejak miliuner di beberapa negara.

Dia mengatakan tidak ada salahnya orang kaya di Indonesia menjadi dermawan di tengah merebaknya virus corona. Pasalnya orang-orang kaya ini secara ekonomis memiliki likuiditas uang yang besar.

"Kan ini juga virus mewabah, jelas mereka (konglomerat) bisa melakukan beberapa hal dan jadi filantropis. Atau bisa jadi CSR perusahaan mereka, mereka kan punya likuiditas cash money yang besar," ungkap Josua kepada detikcom, Senin (16/3/2020).

Baca selengkapnya: Virus Corona Sudah Mewabah, Orang Kaya RI Jangan Diam Saja!
Halaman 2 dari 6
(hns/dna)
Hide Ads