Budihardjo berharap pemerintah memberikan insentif pajak kepada pihaknya. Dia juga meminta pemerintah mendorong perbankan meringankan bunga pinjaman.
"Ya kalau ke pemerintah ya kami jelas minta keringanan pajak atau penghapusan pajak perusahaan. Termasuk apa bunga bank bisa dibantu," ungkap Budihardjo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga mendorong agar pemerintah bisa memberikan bantuan dan insentif untuk pengurus mal. Sehingga pengurus mal bisa ikut meringankan beban para tenant.
"Kami juga minta ke pemerintah kasih bantuan ke mal sehingga mal bisa ikut bantu ke kami juga. Dengan caranya apa itu urusan pemerintah dan mal. Harapan kami jelas mall juga bisa ikut membantu tenant," jelas Budihardjo.
Pihaknya pun sudah berkirim surat kepada pengurus mal. Mereka meminta agar pengurus ikut membantu meringankan beban toko-toko yang sepi pengunjung.
"Kami sudah minta bantuan ke pihak mal, kami sudah berkirim surat, kami minta jelaskan posisi kami dalam kondisi seperti ini. Apakah ada yang bisa dibantu pihak mal kepada kondisi berat kami ini," kata Budihardjo.
Pihak pengurus mal sendiri menurutnya bisa membantu pihaknya untuk memberikan keringanan biaya sewa dan pelayanan. Setidaknya hal itu bisa dilakukan untuk tiga hingga enam bulan ke depan.
"Pihak mal bisa bantu kami dengan memangkas biaya sewa biaya dan biaya pelayanan. Paling tidak untuk 3 sampai 6 bulan ke depan lah," kata Budihardjo.
Budihardjo mengaku memang sampai saat ini sektor ritel masih kurang perhatian dari pemerintah di tengah kerugian yang terjadi karena pandemi virus corona.
"Sektor ritel ini belum dapat perhatian sama sekali dari pemerintah, sektor pariwisata aja sudah. Ritel belum," ungkap Budihardjo.
Menurutnya toko-toko di mal banyak yang juga jadi peritel. Dia menjelaskan, sektor ritel saat ini butuh perhatian karena banyak mempekerjakan pegawai. Dia juga menilai bisnis ritel juga banyak yang berada di garis depan untuk menyiapkan kebutuhan masyarakat.
"Kami ini sektor hilir, distribusi, yang mempekerjakan banyak tenaga kerja. Banyak yang usaha kami jadi frontliner yang tidak bisa untuk tidak melayani masyarakat," ungkap Budihardjo.
"Maka kami mau kami ini tetap diperhatikan juga," tegasnya.
(eds/eds)