Pekerja China Mau Balik ke RI di Tengah Corona, Bisa?

Pekerja China Mau Balik ke RI di Tengah Corona, Bisa?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 02 Apr 2020 17:40 WIB
Pekerja China ukur tanah di Bekasi
Ilustrasi pekerja china/Foto: media sosial
Jakarta - Beberapa proyek infrastruktur yang menggunakan tenaga kerja asing, khususnya dari China. Sebut saja proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, smelter di Morowali, dan beberapa proyek lainnya.

China sendiri disebut sebagai daerah episentrum alias pusat penyebaran virus corona. Lalu, kalau para pekerja China tersebut kembali bekerja ke Indonesia, bagaimana respons pemerintah?

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Kemaritiman dan Investasi Ridwan Djamaludin meminta kepada masyarakat agar tidak membuat stigma negatif terhadap pekerja China.

"Jangan kita berpretensi negatif, kalau tenaga kerja Tiongkok datang kemudian dia membahayakan," Ridwan kepada wartawan lewat video conference, Kamis (2/4/2020).

Ridwan menegaskan pemerintah pun tak asal membiarkan tenaga kerja asing masuk ke Indonesia. Dia memastikan pasti ada proses pengawasan dan seleksi ketat untuk semua tenaga kerja asing.

"Saya sekali lagi mengatakan, semua itu dilakukan dengan proses yang cukup ketat," kata Ridwan.

Ridwan justru mengatakan, yang justru harus diwaspadai adalah tenaga kerja lokal. Pasalnya, wabah corona sedang kencang-kencang menyebar dan meluas di seluruh Indonesia.

"Malah kita harus berlapang dada mengatakan jangan-jangan orang kita yang jadi lebih berbahaya dari orang lain, karena sekarang kita sedang outbreak," ungkap Ridwan.

Dia mengatakan memang kenyataannya banyak tenaga kerja asing terlibat dalam proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. China salah satunya, mulai dari proyek kereta cepat Jakarta-Bandung hingga proyek yang lain menggunakan tenaga kerja China.

"Realitasnya, proyek kerja sama kita banyak yang tenaga kerja asingnya terlibat. Ini juga yang harus kita jaga. Kereta cepat sudah satu hal, kemudian banyak sekali proyek kerja sama dengan Tiongkok," jelas Ridwan.




(hns/hns)

Hide Ads