Arya menyebut seluruh dunia saat ini saling 'bertempur' untuk merebut alat-alat yang bisa digunakan memerangi Corona. Mulai dari obat hingga alat pendeteksi virus Corona.
"Kita tahu saat ini di dunia hampir semuanya negara 'bertempur' mencari alat-alat ini (alat tes), mencari obat dan sebagainya, bahan baku dan sebagainya, bahan baku obat sebagainya," ungkap Arya.
Tak terkecuali alat tes PCR cukup sulit didapatkan karena banyak juga negara lain mencarinya.
"Alat PCR adalah salah satu yang dicari banyak pihak dan banyak negara karena bisa dijadikan alat uji tes, apakah orang tersebut positif atau tidak," kata Arya.
Beruntung, Indonesia bisa mendapatkannya lewat negosiasi hingga akhirnya tiga minggu lalu alat tes PCR dari Swiss disetujui untuk dibeli dan diboyong ke Indonesia.
"Sekitar 3 minggu lalu kita berhasil negosiasi laboratorium di Eropa di Swiss, dengan Roche. Kita berhasil negosiasi dan beli alat," jelas Arya.
Yang jelas, Arya mengatakan alat ini sangat canggih. Dengan asumsi 10 ribu tes per hari. Dalam sebulan diharapkan alat ini mampu melakukan tes sebanyak 300 ribu.
"Kalau setiap hari ada tes 9 ribu sampai 10 ribu, bisa aja sebulan 300 ribu orang dites. Bisa mengejar kepastian orang kena corona atau tidak," kata Arya.
Simak Video "Video Tanggapan Pimpinan MPR Soal UU BUMN Baru: Bukan Berarti Kebal Hukum"
[Gambas:Video 20detik]
(ang/ang)