Kementerian BUMN baru saja mendatangkan alat tes kilat untuk mendeteksi virus corona dengan metode polymerase chain reaction (PCR). Alat-alat ini diboyong langsung dari Swiss, diproduksi Roche Holding AG.
Arya menjelaskan ada dua alat yang dibeli Kementerian BUMN, pertama ada dua buah alat MagNa Pure 96 dan ada juga 18 buah LightCycler PCR detector. Alat-alat ini sudah sampai di Indonesia sejak Sabtu lalu.
Kapasitasnya masing-masing alat mampu melakukan 500 tes per hari. Jadi kalau ditotal apabila alat ini sudah bisa dipasang semua, Arya mengatakan mampu melakukan 10 ribu tes per hari.
"Sabtu lalu datang ke Indonesia, detailnya ada 2 buah MagNa Pure 96 ini automatic test RNA untuk ekstraktor. Ini dua buah ini dia bisa untuk tes RNA bisa seribu per hari. Lalu ada 18 buah, namanya LightCycler untuk detektor PCR ini kapasitasnya mencapai 500 tes per hari," papar Arya lewat rilis video BNPB, Rabu (8/3/2020).
"Maka dengan alat ini kalau sudah terinstal semua seharinya bisa 9-10 ribu hasil tes," pungkasnya.
Arya menjelaskan alat-alat ini akan disebar ke banyak provinsi di Indonesia. Mulai dari Jakarta, Jawa Barat, hingga ke Papua. Paling lambat distribusinya dilakukan selama dua minggu.
"Alat ini akan disebar ke beberapa provinsi, ada di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Papua," jelas Arya.
"Akan secepatnya disebar, di daerah akan dikirim secepatnya dalam tempo dua minggu," tambahnya.
Arya juga sempat bercerita, untuk mendapatkan alat ini cukup sulit. Membuat Indonesia harus 'bertempur' dahulu, kok bisa?
Simak Video "Video Tanggapan Pimpinan MPR Soal UU BUMN Baru: Bukan Berarti Kebal Hukum"
[Gambas:Video 20detik]