Curhat Pemilik Kios Bekam yang Tak Dapat Perhatian Seperti Ojol

Curhat Pemilik Kios Bekam yang Tak Dapat Perhatian Seperti Ojol

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 13 Apr 2020 17:52 WIB
Cara Unik Lindungi Diri dari Corona
Foto: Dok. Boredpanda
Jakarta -

Pemerintah dianggap terlalu memikirkan nasib ojek online di tengah masa kelam pandemi COVID-19 ini. Padahal banyak juga pekerja informal lainnya yang tidak kalah sengsaranya termasuk pelaku UMKM.

Hal itu disampaikan oleh salah satu pembaca detikcom, Riri Arditya. Dia menyampaikan surat terbuka untuk pemerintah dan masyarakat melalui detikcom.

Arditya menilai sejak diterapkannya WFH hingga pemberlakukan PSBB, cerita sedih yang selalu muncul ke permukaan rata-rata pengemudi ojol. Dia merasa dirinya juga merasakan kesulitan yang sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arditya sendiri memiliki usaha kecil di bidang reflexology dan bekam yang memiliki karyawan sebanyak 12 orang. Sejak virus Corona heboh, usahanya diminta pihak berwenang untuk tutup sementara.

"Pemberlakuan WFH dan kini PSBB menjadikan usaha saya tutup total. Saya bingung bagaimana membayar gaji karyawan, membayar sewa kios, membayar angsuran dan sebagainya. Teman saya yang menjalankan usaha warnet dan teman yang menjalankan usaha pemancingan, terpaksa melakukan hal yang sama karena pengunjung selalu dibubarkan oleh Kepolisian. Tapi kenapa hanya kami yang diminta patuh?" tuturnya kepada detikcom, Senin (13/4/2020).

ADVERTISEMENT

Sementara perlakuan yang berbeda diberikan kepada pengemudi ojol. Dia mempertanyakan kebijakan Kementerian Perhubungan mengeluarkan yang memperbolehkan ojol mengangkut penumpang melalui Peraturan Menteri Nomor 18 Tahun 2020.

Menurutnya, jika pengemudi ojol saja masih diperbolehkan angkut penumpang dengan syarat memenuhi ketentuan, seharusnya usahanya juga masih boleh beroperasi. Dia mengaku sanggup jika harus mengikuti protokol kesehatan seperti sterilisasi peralatan hingga memakai masker.

"Bahkan jauh sebelum adanya wabah COVID-19, saya selalu menggunakan sarung tangan plastik, melakukan sterilisasi alat dan ruang dan memakai masker ketika bekerja. Teman saya pengusaha Warnet dan pengusaha pemancingan ikan pun bisa dan sanggup menerapkan syarat tersebut," tegasnya.

Arditya dan teman-teman pelaku usaha kecil lainnya juga mengalami penderitaan yang sama seperti pengemudi ojol. Mereka juga merasakan kelaparan lantaran tak ada pemasukan. Mereka juga merasakan kepanikan tak mampu membayar sewa kios

Kami sama merasakan lapar seperti pengemudi ojek online yang viral menangis karena berangkat pagi buta sambil menahan lapar sejak malam hari. Kami sama paniknya seperti pengemudi taksi online yang viral meminta tolong Presiden karena tidak mendapat keringanan pembayaran angsuran dari bank/perusahaan pembiayaan.

Melalui surat terbuka yang dia buat, Arditya meminta pemerintah untuk membuat kebijakan yang tegas dan konsisten. Dia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut mematuhinya tanpa harus banyak menuntut.

"Jangan bolak-balik protes atas kebijakan Pemerintah. Kalau setiap kebijakan diprotes seperti halnya kebijakan PSBB diprotes oleh pengemudi ojek online, maka penanganan wabah COVID-19 tidak akan cepat selesai," ucapnya.

"Bagi saya, hayoo mumet, hayoo sedih dan menangis, hayoo kelaparan tapi biarkan pemerintah bekerja baik agar kesulitan ini lekas teratasi," tambahnya.



Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads