Yuni menerangkan, untuk saat ini program pasar online ini baru diikuti oleh 30 pedagang dari Pasar Bunder, Sragen. Pihaknya optimis, pasar online ini akan menular ke pasar-pasar tradisional yang lain.
"Pasar online ini barangnya sudah bervariasi. Semua ada baik sayur, daging buah bahkan pakaian hingga gerabah. Ini salah satu alternatif bagi warga untuk tetap di rumah tapi masih bisa memenuhi kebutuhan yang diinginkan," urai Yuni.
Pihaknya berharap, terobosan ini mampu membantu warga melewati masa pandemi Corona. Hingga kini, respon pedagang maupun warga juga sangat tinggi menyambut dibukanya pasar online tersebut.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Desperindag) Kabupaten Sragen, Tedy Rosanto mengungkapkan program online ini mulai digagas sebulan terakhir, menyikapi lesunya pasar tradisional sejak pandemi Corona melanda. Sebelum diluncurkan, pihaknya terlebih dulu menggelar pelatihan kepada para pedagang pasar tradisional.
"Kita dari awal beri pelatihan. Kendalanya banyak, seperti ponsel pedagang yang belum support hingga berbagai persoalan teknis lain. Pelan-pelan kita arahkan, lama-lama bisa," kata Tedy.
Tedy melanjutkan, program pasar online ini tergolong sukses. Sejak dua pekan dioperasikan, transaksi jual-beli di pasar ini terus mengalami peningkatan. Bahkan saat ini banyak pedagang yang mengajukan permintaan untuk turut bergabung di pasar online ini.
"Transaksi terus mengalami peningkatan. Apalagi setelah Pemkab Sragen mengumumkan KLB Corona kemarin. Ini salah satu bentuk kehadiran kami selaku pemerintah untuk membantu meningkatkan perekonomian pedagang," imbuh Tedy.
Simak Video "Wanita Sragen Melahirkan Saat Latihan Silat Ternyata Tak Tahu Kalau Hamil"
[Gambas:Video 20detik]
(hns/hns)