Harga beras di DKI Jakarta masih tinggi. Di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, harga beras medium berada di level Rp 8.650-10.450 per kilogram (kg). Sementara harga beras medium di level konsumen berada di level Rp 9.879-10.963/kg.
Padahal, Harga Eceran Tertinggi (HET) bagi beras medium ialah Rp 9.450/kg seperti yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 57 tahun 2017.
Lalu, apa penyebab tingginya harga beras tersebut?
Direktur utama PT Food Station Tjipinang Arief Prasetyo Adi mengatakan, penyebab utamanya yakni harga gabah di tingkat penggilingan sudah tinggi. Sehingga, para penjual sulit menjajakan berasnya sesuai dengan HET.
"Jadi kalau HET Rp 9.450/kg untuk beras medium, orang itu sebenarnya susah, pengusaha susah. Nah tapi kalau kita bekerjanya untuk beras premium yang HET-nya Rp 12.800/kg, itu orang masih ada profit yang bisa dibagi. Kondisinya seperti itu untuk harga beras saat ini," kata Arief kepada detikcom, Kamis (16/4/2020).
Alasan lainnya yakni permintaan beras yang melonjak sejak virus Corona (COVID-19) mewabah di Indonesia. Biasanya, PIBC menyalurkan beras di Jakarta sekitar 2.500 ton per hari. Namun, di tengah pandemi ini, penyaluran pun meningkat jadi 2.900 ton/hari.
"Tarikannya yang banyak. Sekarang orang biasanya misal stok 5 kg di rumah, tapi saat ini orang mau save. Misal satu orang save dua sak deh, 10 kg. Berarti kebutuhan Jakarta sudah naik 2 kali lipat. Kedua, sekarang dermawan-dermawan di Jakarta, mungkin nanti di seluruh Indonesia, itu banyak membuat paket sembako. Itu memang dilempar ke masyarakat. Jadi yang tadinya orang nggak donasi, jadi donasi. Nah itu juga menarik stok yang ada di market," paparnya.
Simak Video "Video: Satgas Pangan Polda Metro Jaya Cek Pasar Induk Beras Cipinang"
[Gambas:Video 20detik]