Pasokan Gula Langka, Ada yang Menimbun?

Pasokan Gula Langka, Ada yang Menimbun?

Soraya Novika - detikFinance
Selasa, 21 Apr 2020 05:20 WIB
Gula Pasir Gulaku
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian (Perhepi) sekaligus Rektor Perbanas Institute Hermanto Siregar menganggap janggal kelangkaan gula di pasar ritel. Pasalnya, kemampuan produksi gula di dalam negeri cukup besar. Sehingga, bisa saja kelangkaan gula di pasar ritel terjadi karena ulah oknum penimbun pangan.

"Kalau saat ini gula langka di tataran ritel, kemungkinan ada oknum yang nakal menahan atau bahkan menimbun stok gula yang dimilikinya," ujar Hermanto kepada detikcom, Senin (20/4/2020).

Menurut Hermanto, untuk wilayah Sumatera Utara (Sumut) saja mampu memproduksi gula hingga sekitar 800.000 ton gula. Jumlah itu belum dijumlah dengan produksi wilayah lain dan stok impor yang diizinkan pemerintah. Padahal kebutuhan gula nasional dalam setahun adalah sebesar 3 juta ton.

"Di Sumut sejak akhir Februari yang lalu sudah ada pabrik gula yang mulai menggiling tebu. Kalau hal ini dilakukan hingga sekitar lebaran, produksi gula dari Sumut bisa mencapai sekitar 800 ribu ton gula. Mestinya hal ini cukup untuk menutupi kebutuhan gula nasional untuk konsumsi hingga lebaran," tuturnya.

Hal serupa juga diyakini oleh Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri. Potensi menimbun gula itu sangat mungkin terjadi terutama di saat-saat menjelang ramadhan dan lebaran seperti sekarang ini.


"Potensi untuk menimbun itu sangat ada. Saya bisa mengatakan ada karena beberapa pabrik besar, beberapa produsen ternama itu masih mengeluarkan gula dengan harga di bawah normal. Kalau di pasar tradisional itu gula sudah mencapai Rp 19.000/kg, dia masih jual Rp 17.000 - Rp 17.500/kg, bahkan ada yang jual Rp 15.000/kg," kata Abdullah.

Untuk itu, Abdullah berharap pemerintah bisa lebih tegas lagi menindak oknum-oknum penimbun seperti ini agar kelangkaan komoditas bisa dihilangkan dan harga tidak melambung tinggi.


Ini Dia Biang Kerok Gula Langka di Ritel

Belakangan kelangkaan gula kembali terjadi terutama di pasar-pasar ritel. Padahal pembelian komoditas ini di pasar ritel sendiri sudah dibatasi secara serius.

Lalu, apa penyebab kelangkaan gula kembali terjadi?

Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri mengakui adanya kelangkaan gula di pasar ritel. Menurutnya Kepala Satgas Pangan Polri Daniel Tahi Monang Silitonga hal itu terjadi lantaran belum semua gula kristal putih (GKP) didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia.

"Dari 250.000 ton penugasan dari gula mentah menjadi GKP itu baru 52.000 ton yang sudah didistribusikan ke seluruh wilayah NKRI," ujar Daniel kepada detikcom, Senin (20/4/2020).

Daniel memastikan, pekan ini pemerintah akan menambah jumlah GKP yang akan didistribusikan ke seluruh Indonesia.

"Kita lihat minggu ini akan bertambah sehingga kelangkaan gula di ritel dan pasar dapat ditutupi," sambungnya.

Di sisi lain, peritel punya alasan yang sedikit berbeda. Menurut Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah kelangkaan gula di ritel terjadi karena adanya aturan Harga Eceran Tertinggi (HET). Implementasi aturan tersebut membuat pemasok gula enggan memberi pasokannya kepada pedagang ritel.

"Jadi penyebabnya itu HET. Kalau di kami, di ritel itu diwajibkan menjual dengan harga eceran Rp 12.500, jadi ritel itu kesulitan mencari pemasok. Sebab pemasok yang datang itu sedikit karena harga di pasaran itu tidak ada yang Rp 12.500, artinya HET yang di ritel ini, membuat pemasok keberatan menyuplai atau stoknya terlalu sedikit," ungkap Budihardjo kepada detikcom.


Dalam kondisi seperti ini, Budihardjo berharap pemerintah dapat mencabut aturan tersebut atau setidaknya memberi kelonggaran demi mencegah kelangkaan gula.

"Kalau dari kami pernah bicara, HET itu kan sudah berapa tahun mungkin perlu ditinjau, kalau memang harus dinaikkan ya naikkan saja, perkiraannya naik 10% lah, jadi kami bilang lebih baik begitu daripada barangnya tidak ada, mendingan HET itu dinaikkan sesuai inflasi," pungkasnya.



Simak Video "Kenaikan Harga Gula Jadi Rp 17.500/Kg Diperpanjang"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads