Dia menyebut, beras di gudang Bulog ada 1,42 juta ton, di penggilingan ada 1,2 juta ton, 728 ribu ton di pedagang, dan 28 ribu ton ada di Pasar Induk Beras Cipinang. Dengan begitu, pasokan beras nasional 3,5 juta ton.
Namun, kondisi tersebut tidak tercermin di masyarakat. Sebab, harga beras masih tinggi.
"Tapi permasalahannya, ini protes dari bawah, masyarakat, kenapa harga beras masih juga tinggi padahal seperti yang disampaikan tadi panen raya akan mulai bulan April," katanya dalam rapat virtual dengan Komisi VI, Senin kemarin (20/4/2020).
"Saat ini beras medium harganya di atas Rp 10.000. Kami minta Bulog melakukan langkah-langkah konkret supaya harga beras medium bisa kembali ke harga eceran tertinggi," sambungnya.
Tak hanya beras, Andre bilang, gula juga sulit didapat di pasaran. Untuk membeli gula saja, saat ini juga dibatasi.
"Kedua saya juga ingin sampaikan, ini lanjut Bulog RNI kita sangat kesulitan masyarakat untuk membeli gula saat ini. Bahkan kalau kita beli ke supermarket atau saya sebut saja Lotte Mart kita dibatasi satu member 2 gula, 2 kantong gula. Ini menunjukkan memang kondisi gula di Indonesia stoknya sangat menipis," terangnya.
"Saya minta Bulog dan RNI yang mendapat izin impor menyampaikan kepada kita apa langkah-langkahnya untuk menekan harga gula yang gila-gilaan dan stoknya menipis," tambahnya.
Berapa Jumlah Pasokan Pangan Bulog?
Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan, pasokan beras di Bulog saat ini 1,41 juta ton. Dia menuturkan, pasokan pangan saat ini masih cukup.
"Posisi stok beras masih sangat mencukupi kebutuhan penyaluran yaitu 1,41 juta ton beras yang tersebar di seluruh Indonesia per tanggal 17 April 2020," katanya.
Ia pun merinci, cadangan beras pemerintah (CBP) sebesar 1,35 juta ton dan beras komersial 56 ribu ton.
Kemudian, pasokan daging kerbau 97,41 ton, minyak goreng 1,14 juta kiloliter, gula pasir 9,67 juta ton. Selanjutnya, bawang merah 0,20 ton, bawang putih 29,69 ton, dan telur ayam 79,73 ton.
"Tepung terigu 644 ton," tambahnya.
(acd/ang)