"Yang saya heran, kita pelaku usaha yang terdampak Corona di sektor pariwisata yang katanya penghasil devisa ke-2 terbesar buat negara hanya berdiam diri dirumah tanpa penghasilan. Justru ojol yang masih bisa bekerja menghasilkan pendapatan malah dibantu dari pusat dan daerah," imbuh Adi kepada detikcom.
Adi menceritakan, sejak 14 Maret 2020 ia sudah tak lagi mendapatkan panggilan untuk menyupir. Otomatis pendapatannya nihil, sementara tabungannya hanya cukup hingga Maret kemarin untuk membiayai keluarga. Akhirnya, Adi pun terpaksa menjual barang-barang yang dimilikinya, serta berutang kepada temannya.
"Saya tidak tahu sampai kapan ini berlangsung. Padahal tabungan hanya cukup sampai akhir bulan Maret. Yang jelas untuk mencukupi kebutuhan keluarga, bayar kontrakan, dan cicilan di sebuah bank, juga untuk persiapan bulan puasa saya harus jual beberapa barang rumah dan utang ke teman," kata Adi.
Sebenarnya, Adi sudah berupaya mencari pekerjaan lain. Namun, hingga saat ini Adi tak kunjung mendapatkannya.
"Saya sudah berusaha mencari pekerjaan sampingan tapi belum ada hasil," tutup Adi.
Pekerjaan atau bisnis Anda terdampak Corona dan PSBB? Kehilangan pekerjaan karena PHK, tidak bisa berjualan karena PSBB, atau gaji dipotong karena bisnis lesu?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jangan cuma diam, ceritakan kepada kami kisah Anda melalui email ke redaksi@detikFinance.com dengan judul Dampak Corona dalam bentuk tulisan, foto, maupun video. Pemerintah harus tahu dampak dari kebijakan yang diambil sejak darurat Corona. Sertakan nomor telepon aktif sehingga reporter kami bisa menghubungi.
(dna/dna)