Mungkinkah Pemerintah Cetak Uang Lalu Dibagi-bagi ke Rakyat?

Mungkinkah Pemerintah Cetak Uang Lalu Dibagi-bagi ke Rakyat?

Hendra Kusuma - detikFinance
Sabtu, 25 Apr 2020 02:30 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto

Sementara pengamat ekonomi, Piter Abdullah menyebut cara 'mencetak uang' itu bisa dilakukan, meski dia menilai ada risiko yang harus dihadapi pemerintah usai melakukan hal tersebut.

Risiko yang dimaksud adalah lonjakan inflasi. Namun dia menilai risiko tersebut masih bisa diatasi oleh pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Risikonya adalah kenaikan inflasi, tapi menurut saya risiko kenaikan inflasi ini tidak besar, masih manageable," kata Piter saat dihubungi detikcom, Jakarta, Jumat (24/4/2020).

Oleh karena itu, dirinya pun menilai cetak uang untuk memenuhi kebutuhan dana penanggulangan virus Corona pun bisa dilakukan dan wajar.

ADVERTISEMENT

Sementara Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad mengatakan langkah mencetak uang akan berdampak buruk bagi sektor moneter nasional. Meskipun langkah mencetak uang itu bisa dilakukan.

"Karena, pencetakan uang itu hanya menambah money supply, kalau terlalu banyak maka uang yang beredar banyak, penduduk pegang uang banyak, kalau dipegang banyak, maka daya membeli kita akan turun, maka uang yang beredar akan menjadi inflasi, dan nilai riil barangnya menurun, ini yang sisi moneter kurang bagus," kata Tauhid.


(hek/fdl)

Hide Ads