Fenomena ini dinilai akan memaksa perusahaan untuk mengurangi investasi yang direncanakan, menunda belanja modal untuk sebuah proyek, atau menunda membawa kembali karyawan yang mereka lepaskan selama krisis.
Tak hanya perusahaan yang 'sakit' karena Corona, perusahaan yang meraup untung di tengah pandemi ini juga menerbitkan utang. Sebut saja Netflix (NFLX) yang laris-manis digandrungi masyarakat penjuru dunia di tengah pandemi ini karena layanan penyedia film-filmnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Rabu (22/4) lalu, Netflix menerbitkan surat utang senilai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 15,5 triliun untuk membiayai penambahan pertunjukan dan film.
Tak hanya itu, Oracle (ORCL), perusahaan perangkat lunak yang menyediakan layanan cloud menerbitkan obligasi senilai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 311 triliun untuk melancarkan aksi perusahan seperti buyback saham, pembayaran dividen tunai pada saham biasa, pembayaran utang, dan akuisisi di masa depan.
Financial Markets Association mengatakan, obligasi korporasi telah mencapai rekornya yakni US$ 9,6 triliun atau sekitar Rp 149.481 triliun atau meningkat 20% dalam 5 tahun terakhir.
Simak Video "Video: Pria di Lubuklinggau Tewas Dibacok Gara-gara Masalah Utang"
[Gambas:Video 20detik]
(fdl/fdl)