Sementara dari sisi pasokan pekerja ternyata membeludak. Banyaknya PHK dan melambatnya ekonomi membuat calon pekerja yang melamar ke LPK Tiara Kasih Bunda begitu tinggi.
Dia mencontohkan, biasanya sebelum ada wabah COVID-19 calon pelamar bisa 30 orang dalam 1 bulan. Sementara saat ini bisa mencapai 50 orang calon pekerja yang melamar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun tidak semuanya yang melamar itu dia langsung terima. Sebab LPK Tiara Kasih Bunda menerapkan protokol kesehatan yang diwajibkan oleh pemerintah.
Dia membatasi jumlah pekerja yang ada di tempat pelatihannya yakni 3 orang per ruangan. Jadi ketika tempat pelatihannya penuh dia belum menerima calon pekerja yang melamar.
Padahal biasanya 3 bulan sebelum Lebaran, Irena mengaku kesulitan mencari calon pekerjanya. Kebanyakan dari mereka jual mahal dan hanya mau bekerja sebagai ART infal. Sebab bayaran untuk infal jauh lebih tinggi ketimbang permanen
Untuk mengakali hal itu, Irena menawarkan para calon pekerjanya untuk bekerja secara permanen. Sebab tak mungkin juga dalam kondisi PSBB bekerja hanya selama beberapa minggu lalu pulang ke kampung halaman.
"Kan dalam aturan pemerintah minimal bekerja 6 bulan, setiap 3 bulan dia boleh pulang. Nah kalau mulai bekerja April berarti Juli dia boleh pulang dulu nanti balik lagi. Kalau hanya beberapa minggu, masih berlangsung PSBB mereka tidak bisa pulang juga," terangnya.
Hal itu juga dia tawarkan ke customernya yang mengajukan permintaan ART infal. Dia akan menawarkan pekerjanya secara permanen.
"Misalnya dia butuh sebulan dari 15 Mei sampai 15 Juni. Yaudah ibu ambil saja permanen, nanti hitungan infalnya cuma 2 minggu deh. Ya tergantung negosiasi," ucapnya.
Simak Video "Video: Biadab! ART di Batam Dianiaya-Disuruh Makan Kotoran Binatang"
[Gambas:Video 20detik]
(das/fdl)