Kencangkan Sabuk! Corona Tantangan Terberat RI Usai Krisis 98

Kencangkan Sabuk! Corona Tantangan Terberat RI Usai Krisis 98

Hendra Kusuma - detikFinance
Jumat, 01 Mei 2020 09:00 WIB
Akibat Corona Dunia Hadapi Krisis Ekonomi Terburuk sejak Malaise
Ilustrasi/Foto: DW (News)
Jakarta -

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menyebut semua negara saat ini sedang mencurahkan energi dan sumber dayanya untuk mengatasi virus Corona alias COVID-19.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan hal itu juga dilakukan pemerintah Indonesia. Sebab, dampak dari virus Corona ke ekonomi lebih berat dibandingkan krisis yang pernah terjadi.

"Kita memahami bahwasanya kita menghadapi tantangan yang sangat berat bahkan terberat setelah krisis finansial Asia 1998-1999. Hampir semua negara di seluruh dunia saat ini mencurahkan energi dan sumber daya untuk mengatasi wabah pandemi COVID-19," kata Suharso dalam video conference, Jakarta, Kamis (30/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah saat ini melaksanakan musyawarah perencanaan pembangunan nasional (musrenbangnas) tahun 2020 serta menyusun rencana kerja pemerintah (RKP) tahun 2021, Suharso bilang penanggulangan COVID-19 bisa menjadi pertimbangan dalam penyusunannya. Dirinya pun memprediksi ekonomi nasional mulai pulih pada tahun depan.

Pemulihan ekonomi itu, kata Kepala Bappenas juga untuk mengejar target RPJMN 2020-2024 dengan mempercepat pemulihan ekonomi dan reformasi sosial dengan fokus pada pemulihan industri pariwisata dan investasi. Reformasi sistem kesehatan nasional, reformasi sistem jaringan pengaman sosial, dan reformasi sistem ketahanan negara.

ADVERTISEMENT

Presiden Jokowi sendiri yakin kondisi ini akan berakhir di akhir tahun dan Indonesia kembali pulih di 2021. Hal itu disampaikan Jokowi di depan para gubernur, walikota dan bupati se-Indonesia saat membuka Musrenbangnas 2020 dan penyusunan RKP (Rencana Kerja Pemerintah) 2021 secara virtual, Kamis (30/4/2020).

"Musrenbangnas ini siklus tahunan untuk merencanakan tahun depan, tahun 2021. Karena itu perencanaan 2021 harus betul-betul adaptif dengan perkembangan situasi yang kita hadapi saat ini. Apa yang kita kerjakan tahun ini akan memberi pondasi bagi tahun yang akan datang," ucapnya.

Tahun ini, lanjut Jokowi, pemerintah pusat dan daerah sudah banyak melakukan penyesuaian target pembangunan. Selain itu dilakukan juga realokasi dan refokusing belanja secara besar-besaran. Semua itu disebabkan oleh wabah COVID-19.

Menurutnya perlu adanya kecepatan dalam membuat kebijakan untuk menyelamatkan seluruh rakyat Indonesia. Meskipun belum ada kepastian kapan wabah ini akan berakhir.

Kebijakan yang dimaksud dengan membuat langkah mitigasi baik dari sisi kesehatan maupun dampak ekonomi. Dengan begitu perlu juga disiapkan langkah pemulihan dari dampak yang ditimbulkan wabah COVID-19. Sebab dia yakin tahun depan merupakan tahun pemulihan.

"Saya optimis tahun 2021 adalah tahun pemulihan, tahun recovery, dan tahun rebound. Untuk itu selain kecepatan dalam mengatasi COVID-19, kita juga perlu kecepatan pulih, kecepatan untuk recovery. Saya lihat negara yang akan menjadi pemenang bukan yang hanya cepat mengatasi COVID, tapi juga negara yang melakukan cepat recovery," tegasnya.

Oleh karena itu, Jokowi meminta kepada para para gubernur, bupati dan walikota untuk melakukan identifikasi secara terkait sektor-sektor yang terdampak wabah ini. Baik itu sektor yang terkena dampak paling parah, sedang dan sektor mampu bertahan, atau bahkan bisa mengambil peluang.

Jokowi minta untuk disiapkan strategi besar, peta jalan dan tahapan-tahapan saat pemulihan ekonomi. Dengan begitu sektor yang akan diselamatkan bisa tepat sasaran.

Pada RKP 2021, Suharso menyatakan ada tujuh agenda prioritas nasional yaitu, pertama ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas dan berkeadilan. Kedua, mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan. Ketiga, meningkatkan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing.

Keempat, revolusi mental dan pembangunan kebudayaan. Kelima, memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar. Keenam, membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim, dan ketujuh adalah memperkuat stabilitas polhukhankam dan transformasi pelayanan publik.



Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads