Bakal Ada 'Transformers' Mondar-mandir Uji Corona di RI

Bakal Ada 'Transformers' Mondar-mandir Uji Corona di RI

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 06 Mei 2020 08:32 WIB
Pemerintah Kota Bekasi menggelar tes massal corona terhadap penumpang KRL di Stasiun Bekasi. Tes kali ini menggunakan alat yang lebih akurat berupa polymerase chain reaction (PCR). Agung Pambudhy/Detikcom. 

1. Penumpang Commuter line mengikuti test massal COVID 19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR) di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/5/2020).
2. Sebanyak 300 penumpang kereta dipilih secara random mengikuti tes ini. 
3. Metode tes PCR adalah mengetes spesimen yang diambil dari dahak di dalam tenggorokan dan hidung lalu diswab. 
4. Tes ini dianggap paling akurat dibandingkan rapid test yang hanya untuk mendeteksi reaksi imun dalam tubuh.
5. Data terkini kasus positif Covid-19 di Kota Bekasi telah mencapai 249 orang. Pasien sembuh corona 126, dalam perawatan 95, sedangkan meninggal 28 orang.
6. Test ini dibantu petugas dari RSUD Kota Bekasi dan Dinkes Kota Bekasi.
7. Sebelum masuk ke stasiun, penumpang lebih dulu menjalai tes PCR secara acak. Setelah itu, sampel lemdir dari hidung akan diuji di Labiratorium Kesehatan Kota Bekasi.
8. Hasil pemeriksaan ini diharapkan memberi gambaran kondisi penumpang ‎KRL apakah ada yang terpapar COVID-19 atau tidak.
9. Sebelumnya di KRL ada tiga orang yang dinyatakan positif virus COVID-19 berdasarkan hasil test swab PCR yang dilakukan pada 325 calon‎ penumpang dan petugas KAI di Stasiun Bogor. 
10. Sejumlah kepala daerah meminta pemerintah pusat untuk menstop operasional KRL guna menghambat penyebaran virus COVID-19
11. Hingga 4 Mei 2020 di Indonesia terdapat 11.587 kasus COVID-19 dengan kasus kematian 864 meninggal dan 1.954 sembuh.
12. Sampai kemarin pemerintah telah menguji 112.965 spesimen dari 83.012 orang di 46 laboratorium.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Sejumlah upaya dilakukan pemerintah untuk mempercepat pengujian atau tes virus Corona. Salah satu cara yang ditempuh ialah melalui inovasi Mobile Laboratory BSL2 alias laboratorium berjalan.

Menteri Riset, Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan, Mobile Laboratary BSL2 merupakan fasilitas yang disiapkan untuk pengujian secara massal.

"Untuk memudahkan upaya tes secara massal maka BPPT mempunyai inovasi BSL2 bersifat mobile di mana BSL2 bisa rapid test bisa dilakukan PCR maupun pemeriksaan darah secara umum," katanya dalam rapat gabungan bersama DPR, Selasa kemarin (5/5/2020).

Dengan fasilitas tersebut, maka masyarakat tak perlu berbondong-bondong ke rumah sakit. Bambang bilang, layanan ini bersifat pengembangan dan diharapkan operasi pada 20 Mei mendatang.

"Kita harapkan karena mendekati para calon pasien ataupun masyarakat yang ingin mengecek bagaimana kondisi kesehatannya maka bisa dilakukan secara drive thru. Tentunya mencegah orang datang ramai-ramai ke rumah sakit," ujarnya.

"Ini tahapan perkembangan kita harapkan 20 Mei siap operasional," sambungnya.


Bambang menuturkan, BSL2 ini berwujud kontainer. Kontainer sendiri mengingatkan pada film Transformers di mana terdapat sosok Optimus Prime yang berupa truk kontainer. Adapun kapasitas pengujian BSL2 sampai 260 sampel per hari.

"Ini menggunakan kontainer berukuran 20 feet dan dalam pengujian bisa menguji sampai 260 sample per hari," tambahnya.


Adakah Mafia Alkes?

Sementara, Anggota Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman mengusulkan dibentuknya panitia kerja (panja) atau panitia khusus (pansus) gabungan untuk membongkar mafia kesehatan.

"Saran saya pimpinan melalui rapat gabungan ini kita dorong untuk dibentuk apakah itu panja gabungan, atau pansus untuk khusus menyoroti mafia kesehatan," kata dia Selasa (5/5/2020).

Hal tersebut menurutnya perlu dilakukan karena melihat lambatnya gerak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mendorong produksi alat kesehatan (alkes) dalam negeri guna memenuhi kebutuhan saat pandemi virus Corona (COVID-19).


Namun dalam raker gabungan tersebut, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto berhalangan hadir. Kembali ke persoalan yang dia sampaikan, menurutnya saat ini Kemenkes terkesan menghambat produksi alkes dalam negeri dan lebih mengutamakan produk-produk impor.

"Saya fraksi Golkar dari Komisi VII melihat dan membaca ada indikasi permainan mafia kesehatan di Kementerian Kesehatan, yang seakan-akan membuat dan membangun sistem yang fungsi sistem itu adalah menolak produk-produk yang ada di dalam negeri, di mana lebih mendorong dan memprioritaskan produk-produk impor yang masuk," jelasnya.



Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads