Kepala Analis Kredit Maskapai di Standard & Poor's, Philip Baggaley menyetujui jika talangan dana dari federal tidak mencukupi jika harus menggaji seluruh karyawan. Dia percaya 20% dan 30% pekerja maskapai akan kehilangan pekerjaannya.
CEO Southwest (LUV) Gary Kelly mengatakan kepada CNN minggu ini bahwa perusahaan penerbangan akan melakukan segala yang kami bisa untuk mempertahankan pekerjaan.
"Tetapi kini situasinya menunjukkan bahwa uang hibah federal tidak mencakup semua gaji perusahaan antara sekarang dan 30 September. Kami memiliki banyak uang tunai hari ini, tetapi kami menghabiskan hampir satu miliar dolar pada bulan April sebagai contoh," kata Kelly. Dikutip dari CNN, Senin (11/5/2020).
Namun, serikat pekerja AS menganggap kebijakan maskapai pemotongan jam kerja dan kebijakan cuti tak berbayar dianggap melanggar peraturan UU CARES. Serikat Machinists, yang mewakili 27.000 pekerja mengajukan gugatan federal minggu ini untuk memblokir United dari memotong jam pekerjanya hingga 10 jam.
Simak Video "Video: Pemerintahan Trump Yakin Kebijakan Tarif Bikin Untung Rp 1.600 T"
[Gambas:Video 20detik]
(ang/ang)