PSBB Diperlonggar Buat yang Muda, Pengusaha: Kita Harus Gerak

PSBB Diperlonggar Buat yang Muda, Pengusaha: Kita Harus Gerak

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 12 Mei 2020 10:10 WIB
Petugas memeriksa penumpang di dalam kendaraan yang melintas di Posko Check Point Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Rabu (22/4/2020). PSBB diterapkan di Padang dan kabupaten/ kota lain di provinsi itu mulai Rabu (22/4/2020) hingga 5 Mei 2020 untuk menghentikan penyebaran COVID-19, diantaranya dengan membatasi aktivitas di luar rumah, wajib menggunakan masker serta pembatasan jumlah penumpang kendaraan roda empat dan roda dua.
Ilustrasi/Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Jakarta -

Pemerintah memberikan kelonggaran kepada masyarakat berusia 45 tahun ke bawah dalam masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk beraktivitas kembali. Hal ini dilakukan untuk menekan badai pemutusan hubungan kerja (PHK) imbas virus Corona (COVID-19).

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mendukung kebijakan tersebut. Menurutnya aktivitas ekonomi secara bertahap memang harus berjalan kembali.

"Menurut saya ini positif. Coba kita mulai, kalau enggak ibaratnya orang di tengah badai kalau badai terus-terusan kan risiko juga. Kita bisa kekurangan makanan dan sebagainya, kita harus bergerak," kata Hariyadi kepada detikcom, Selasa (12/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apapun stimulus yang disediakan pemerintah dinilai tak akan kuat jika tanpa dibarengi aktivitas ekonomi. Mengingat tak ada seorang pun yang benar-benar tahu kapan pandemi akan berakhir.

"Apapun stimulus yang disiapkan kalau aktivitas ekonominya berhenti itu memang susah terutama negara kita, nggak kuat nahannya gitu. Kita melihatnya Indonesia dengan segala kelebihan kekurangan, kita nggak mampu kalau hanya berdiam diri saja," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Hariyadi menjelaskan, di sektor hotel dan restoran sudah terlebih dahulu menjalankan aturan tersebut. Warga 45 tahun ke bawah yang beraktivitas dinilai tak akan memiliki risiko tertular jika menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

"Hotel yang masih buka, yang menerima orang isolasi, yang menerima tenaga medis, pokoknya yang masih buka semuanya rata-rata di bawah 45 tahun. Restoran yang melayani delivery juga di bawah 45 tahun juga," ucapnya.

"Untuk itu kami mendukung tapi dengan catatan protokol kesehatan harus optimal," tambahnya.




(eds/eds)

Hide Ads