Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi menjelaskan, menglompokan jenis biaya menjadi 4 kategori. Kategori pertama ialah non essential yakni jenis komponen biaya yang dapat langsung dipotong karena tidak memiliki dampak langsung.
"Porsi pemotongannya paling besar di atas 70 sampai 90%," katanya dalam diskusi online, Selasa (12/5/2020).
Kategori kedua ialah contributor yakni jenis biaya yang dipengaruhi faktor produksi. Jenis biaya ini dipangkas 20-85%.
"Walaupun tidak menutup bandara kita downsizing mengurangi luasan operasional," jelasnya.
Ketiga jenis biaya essential yakni biaya yang diperlukan untuk jalannya operasional dan safety. Biaya ini mengalami penurunan kurang dari 20%.
Keempat ialah accelerator yakni jenis biaya yang digunakan perusahaan untuk melakukan akselerasi. Biaya ini dipangkas 10-20%.
Ia menambahkan, Angkasa Pura I akan memangkas opex 32%. Serta menunda atau membatalkan capex dengan pengurangan 39%.
Lanjut Faik, beberapa proyek AP I akan ditunda. Namun, proyek-proyek yang ditujukan untuk menunjang pariwisata super prioritas akan terus berjalan.
"Terutama proyek-proyek mendukung pariwisata terutama pengembangan destinasi super prioritas Lombok, Manado Yogyakarta tetap kita jalankan. Harapannya setelah COVID-19 selesai maka pariwisata pulih," terangnya.
Selanjutnya, untuk mendorong pendapatan AP I akan mendorong bisnis kargo dan logistik. Serta, pihaknya akan mendorong pemanfaatan lahan idle untuk dikembangkan aero city.
"Nanti di bulan Juni kita sewa juga Pelita Air. Kita sewa 2 pesawat Pelita Air untuk pesawat angkutan logistik dan kargo," ujarnya.
(acd/dna)