Insentif Pra Kerja Rp 600.000 Dipakai Buat Makan hingga Bayar Utang

Insentif Pra Kerja Rp 600.000 Dipakai Buat Makan hingga Bayar Utang

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 20 Mei 2020 03:50 WIB
Ilustrasi THR
Ilustrasi/Foto: Muhammad Ridho
Jakarta -

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksanaan Program Kartu Pra Kerja Denni Puspa Purbasari menjabarkan progress terkini kartu Pra Kerja. Menurut Deni hingga kini selama berjalan 3 batch, sudah ada sekitar 680.000 orang peserta yang terdaftar.

Bila dirinci, 530.000 orang di antaranya sudah melakukan pembelian paket pelatihan Kartu Pra Kerja. Sementara itu 350.000 orang yang sudah membeli dan telah menuntaskan pelatihannya.

"Totalnya ada 530.000 orang sudah membeli paket pelatihannya, lalu 350.000 orang sudah tuntaskan pelatihan," jelas Deni dalam talkshow bersama Gugus Tugas COVID-19, Selasa (19/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian dari jumlah tersebut, menurut Deni baru 300.000 orang saja yang insentif usai pelatihannya sudah tersalurkan. Pemerintah sendiri menyiapkan insentif sebesar Rp 600.000 per bulan selama tiga bulan.

"Kemudian yang menerima insentif pasca pelatihan Rp 600.000 per bulan sudah ada 300.000 orang lebih," kata Deni.

ADVERTISEMENT

Deni menjelaskan untuk mendapatkan insentif tersebut, peserta harus setidaknya menyelesaikan satu program pelatihan lewat platform digital yang ada. Kemudian peserta harus memberikan rating dan usulan terhadap platform yang digunakan.

Setelah itu pihak Kartu Pra Kerja akan menerima notifikasi dari platform digitalnya bahwa si peserta sudah selesai pelatihan ditandai dengan sertifikat selesai.

Untuk apa saja insentif tersebut digunakan? Klik halaman selanjutnya.

Insentif program Kartu Pra Kerja sudah cair untuk 300.000 peserta. Menurut hasil survei, uang tersebut dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga membayar utang.

Denni menjelaskan, dari hasil survei diketahui bahwa 90% insentif digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mulai dari makanan hingga ongkos transportasi.

"Yang sesuai dengan survei kami menunjukkan bahwa 90% itu adalah untuk membeli atau memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata dia.

Alokasi terbesar kedua dari dana Rp 600.000 itu digunakan untuk modal usaha. Menurut laporan yang dia terima, peserta yang telah menuntaskan pelatihan sudah mulai berjualan beragam produk.

"Yang kedua terbesar itu adalah 25% untuk modal usaha, jadi tadi kewirausahaan karena kami juga mendengar banyak yang sudah jualan, jualan kue, jualan puding, jualan macam-macam," jelasnya.

Lanjut dia, dana yang digunakan untuk menabung sebesar 23%, dan untuk membayar kredit atau utang yaitu 16%. Di dalam survei tersebut, masing-masing peserta bisa memilih lebih dari satu jawaban.

"Jadi itulah, karena mereka bisa memilih lebih dari satu. Jadi ternyata yang paling dominan 90,9% untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," tambahnya.

Tapi masih ada yang belum cair. Cek penyebabnya di halaman selanjutnya.

Denni menjelaskan, ada proses-proses yang harus dilakukan mengingat insentif yang diberikan bersumber dari APBN, sehingga harus betul-betul dipertanggungjawabkan.

"Kan kemarin sempat banyak yang bertanya 'insentifnya kok belum' karena memang banyak hal yang harus kita lakukan karena uang APBN harus kita pertanggungjawabkan," kata dia.

"Ini benar-benar menggunakan teknologi digital. Jadi masalah verifikasi peserta, masalah sistem informasi yang menyatukan antara lembaga pelatihan, kemudian digital platform, peserta, PMO, kemudian e-wallet company yang 3 itu, ditambah dengan BNI, bagaimana ini semuanya menyatu ditambah dengan kemudian adalah dari perbendaharaan negara," jelasnya.

Pihaknya pun berupaya mengantisipasi lonjakan calon peserta yang melakukan registrasi. Mereka bakal memastikan kesiapan server, kesiapan sistem informasi secara keseluruhan, mengingat program ini baru berjalan dua bulan.

"Jadi memang kemudian kami berusaha untuk menyempurnakan fitur-fitur maupun proses-proses supaya tidak terjadi backlog, supaya kemudian proses pemberian insentif pun bisa berjalan lebih cepat," terangnya.

Lanjut Denni, dari total 350.000 peserta yang sudah menuntaskan pelatihan, 300.000 diantaranya sudah mendapatkan insentif yang pertama sebesar Rp 600.000.

"350.000 telah menuntaskan pelatihan, 300.000 telah menerima insentif pasca pelatihan yang Rp 600.000 per bulan. Nah bulan ini adalah insentif yang pertama, bulan depan depannya lagi akan ditransfer untuk insentif yang kedua, ketiga dan seterusnya, dan itu jumlahnya utuh Rp 600.000 tidak berkurang 1 rupiah, tidak lebih 1 rupiah pun," tambahnya.



Simak Video "Video Momen DPR Cecar Sri Mulyani: Penghematan Ujung-ujungnya Tambah Utang"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads