Ke depan tenaga kerja lokal akan bertambah seiring berjalannya pelatihan keterampilan. Di Politeknik yang ada di dalam Kawasan Industri Morowali bekerja sama dengan universitas di Indonesia, dengan menghadirkan para dosen tetap berlatar belakang pendidikan S2 dari ITB, UI, UGM, ITS, dan menerima para peserta mahasiswa magang pada perusahaan-perusahaan di kawasan IMIP yang nantinya juga dapat bekerja di kawasan IMIP.
Mahasiswa yang diterima di Politeknik pada dasarnya nasional. Saat ini ada beberapa yang dari Sumut, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, namun terbanyak dari kabupaten/kota di Sulawesi. Saat ini jumlah mahasiswanya adalah 273 orang namun dalam Renstra Poltek sudah direncanakan penambahan prodi baru agar mahasiswa mencapai setidaknya 600 orang bahkan lebih.
Apa yang dijalankan pemerintah sekarang adalah implementasi secara konsisten dari semangat Undang-Undang Minerba yang melarang ekspor mineral mentah yang dikeluarkan oleh Pemerintah sebelumnya. Pemerintah sekarang yang mengeksekusi. Hasilnya, selain penyerapan tenaga kerja lokal seperti yang sudah saya jelaskan diatas, adalah devisa ekspor. Pada tahun 2014, ekspor besi baja sebagai produk hilirisasi nikel ini hanya US$ 1.1 milyar, di 2019 angkanya melonjak menjadi US$ 7.2 miliar.
Nikel ini merupakan salah satu peluang kita untuk mentransformasi ekonomi kita. Karena dua hal, pertama Indonesia memiliki cadangan nikel paling besar di dunia, kedua nikel digunakan secara luas di industri. Selain untuk stainless steel, nikel juga merupakan bahan utama dari lithium baterai yang merupakan komponen utama dari mobil Listrik dan hampir seluruh peralatan elektronik yang memerlukan baterai. Yang kita butuhkan adalah investasi hilirisasi di sektor ini. Inilah yang saat ini sedang kita dorong. Mulai 2014, investasi di sektor hilirisasi nikel untuk stainless steel mulai mengalir, seiring dengan dilarangnya ekspor bijih nikel.
Persiapan sumber daya manusia untuk menyambut hilirisasi bahan material untuk lithium baterai pun disiapkan sejak dini, 22 orang mahasiswa mendapatkan beasiswa untuk menempa pendidikan magister hidrometalurgi, pada september 2019 sudah berangkat ke luar negeri. Dan mulai tahun ini (setelah normalisasi restriksi akibat pandemic COVID-19) tambahan pengiriman 500 orang mahasiswa dengan target 3.000 orang sampai dengan 2024 untuk program S-1, S-2, S-3 dan program kejuruan. Nantinya lebih banyak sumber daya manusia akan mendapatkan pelatihan kejuruan atau melanjutkan pendidikan tinggi dan mendapatkan transfer of knowledge dan transfer of technology yang akan bermanfaat bagi Indonesia untuk leap frog dalam pengembangan industri ke depan.
(hns/hns)