Dagangan Tak Laku, Penjual Jamu Sulit Penuhi Kebutuhan Hidup

Dagangan Tak Laku, Penjual Jamu Sulit Penuhi Kebutuhan Hidup

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 03 Jun 2020 12:00 WIB
Pedagang Jamu di Tengah Corona
Foto: Trio Hamdani
Jakarta -

Pedagang jamu ikut menjerit terkena dampak pandemi COVID-19. Pelanggannya hilang dan jualannya tak laku. Kondisi tersebut membuat mereka kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Satami, pedagang jamu bermodal tenda di Kawasan Dr. Satrio, Jakarta Selatan mengaku penghasilannya tiap hari tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebab dia hanya mampu menjual 1-3 gelas jamu seduh dalam semalam.

"Nah berapa jumlahnya uangnya kalau segelas Rp 15 ribu, cukup nggak buat sehari-hari? Kan nggak cukup juga," kata dia saat berbincang dengan detikcom, Selasa malam (2/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski rezekinya tak menentu, dia tetap harus berjualan untuk menyambung hidupnya. Tenda jamunya buka sejak 17.30 dan tutup 23.00 WIB.

"Saya buka mau Magrib, jam setengah enam. Paling sampai jam 11 (malam). Kadang-kadang penglaris doang sekali sudah. Cuma mau gimana lagi memang keadaannya seperti gini," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Biasanya tendanya ramai didatangi para pekerja kasar, pengemudi ojek online (ojol) hingga pegawai di pusat perbelanjaan.

Namun di situasi sulit karena pandemi virus Corona, menurut dia para pelanggan jamu di tempatnya jadi berkurang. Misalnya saja pengemudi ojol pendapatannya berkurang karena tidak boleh mengangkut penumpang, pekerja proyek berhenti bekerja, dan mal tutup sehingga tak ada yang datang membeli jamunya.

"Mereka kan nggak ada pemasukan. Jadi yang diutamakan umpama ada uang juga paling buat makan. Jadi kalau buat minum jamu berkurang lah," tambahnya.




(toy/eds)

Hide Ads