Bisnis Logistik Banjir Orderan Selama Corona

Bisnis Logistik Banjir Orderan Selama Corona

Soraya Novika - detikFinance
Sabtu, 06 Jun 2020 14:30 WIB
Pekerja mengangkut barang yang akan dikirim melalui kereta api di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (30/3/2020). Jasa pengiriman logistik melalui kereta api menurun sekitar 15 hingga 30 persen sebagai imbas dari wabah COVID-19 serta adanya kebijakan pembatalan jadwal perjalanan kereta api. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.
Foto: ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
Jakarta -

Ketua Gugus Tugas COVID-19 Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Triyan Yuserma mengungkapkan bahwa selama adanya pandemi COVID-19, bisnis logistik justru diuntungkan dengan meningkatnya permintaan pengiriman barang dari pelanggan. Meski demikian, Triyan tak memaparkan secara rinci berapa persen peningkatan permintaan permintaan yang terjadi pada bisnis logistik ini.

"Industri logistik khususnya para pelaku, kita tidak menduga adanya lonjakan yang sangat signifikan para pengiriman yang basisnya masyarakat, konsumen langsung, sehingga usaha-usaha yang basis layanannya adalah ke masyarakat langsung yang jaringannya luas itu menerima pengiriman yang justru lompatannya luar biasa," kata Triyan dalam diskusi Polemik Trijaya, Sabtu (6/6/2020).

Meski demikian, yang menjadi kendala selama COVID-19 ini, pengantaran barang jarang sekali bisa sampai ke rumah pelanggan. Lantaran, banyak komplek perumahan yang melakukan lockdown wilayah sendiri terutama di DKI Jakarta. Nyaris 80% perumahan di Jakarta menerapkan lockdown wilayah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"itu komplek-komplek perumahan kan me-lockdown sendiri, di Jakarta itu hampir 80% komplek perumahan itu tidak boleh diakses oleh kurir, akhirnya kurir melakukan pengantaran barang pada titik poin yang ada pos-pos satpamnya saja ataupun titik-titik yang diizinkan komplek perumahan tersebut," tambahnya.

Namun, tak semua bisnis logistik diuntungkan. Ada juga yang merugi yakni bisnis logistik yang basis pelayanannya adalah pemerintah dan perusahaan swasta atau Government to Government (G2G) dan Business to Business (B2B). Triyan juga tak merinci berapa penurunan untuk basis bisnis semacam ini.

ADVERTISEMENT

"Namun perusahaan-perusahaan yang basis customernya pemerintah, swasta, G2G, B2B, itu saat ini mengalami kesulitan, karena pengiriman G2G dan B2B langsung turun, tapi yang basisnya customer justru mengalami peningkatan," sambungnya.




(fdl/fdl)

Hide Ads