Impor Garmen Melonjak saat Pandemi, Produk China Mendominasi

Impor Garmen Melonjak saat Pandemi, Produk China Mendominasi

Vadhia Lidyana - detikFinance
Senin, 08 Jun 2020 15:10 WIB
Serbuan Pangan Impor
Foto: Tim Infografis: Mindra Purnomo
Jakarta - Selama pandemi virus Corona (COVID-19), tepatnya pada periode Januari-Mei 2020, terdapat lonjakan impor yang cukup signifikan atas 7 produk, antara lain garmen, peralatan dapur dan makan, karpet dan penutup lantai lainnya, terpal, kertas sigaret, kaca lembaran, serta panel surya.

Menurut data yang disampaikan oleh Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) Kementerian Perdagangan (Kemendag), impor garmen melonjak 8%, peralatan dapur dan makanan 39%, karpet dan penutup lantai tekstil lainnya 25%, kertas sigaret 15%, terpal 13%, kaca lembaran 52%, dan panel surya 59%.

Ketua KPPI Mardjoko mengatakan, negara pengekspor produk-produk tersebut paling besar ialah China.

"Berdasarkan data yang diperoleh dari bukti awal permohonan penyelidikan safeguard oleh IDN, hampir ketujuh produk ini pemasoknya RRT (Republik Rakyat Tiongkok), bahkan mayoritasnya," kata Mardjoko dalam webinar Kemendag, Senin (8/6/2020).


Untuk peralatan dapur dan makanan misalnya, 73,59% berasal dari China, 10,61% dari Italia, 3,53%% dari Taiwan, dan 3,48% dari Rumania. Lalu, untuk produk terpal 78,54% dari China, 4,90% dari India, 4,44% dari Korea Selatan, 3,02% dari Malaysia.

Kemudian, produk karpet dan penutup lantai tekstil lainnya sebesar 63,43,% dari China, 19,16% dari Turki, 4,38% dari Korea Selatan, dan 3,71% dari Jepang. Sementara, produk panel surya 80,2% diekspor oleh China, 7,5% Singapura, 6,4% Hongkong, dan 3,4% Malaysia.

Menurut Mardjoko, lonjakan impor produk-produk tersebut dar China disebabkan oleh perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).

"Hampir 50% ekspor produk RRT itu dikonsumsi oleh AS. Tapi sejak Trump menerapkan tarif bea masuk 25% untuk produk baja dan 15% untuk produk non baja, produk RRT tidak bisa mendominasi atau masuk ke AS. Ini memberikan dampak tidak sedikit. Sebagai pemasok utama ke pasar AS, China mencari cara lain untuk mengalihkan produk ekspor ke negara luar AS, salah satunya Indonesia," paparnya.

Oleh sebab itu, pelaku industri terus meminta pemerintah menyelidiki lonjakan ekspor tersebut. Pelaku industri juga meminta pemerintah mengenakan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) atau safeguard untuk melindungi produk-produk dalam negeri.

"lni akan memberikan serius injury atau ancaman terhadap industri dalam negeri. Ditambah dengan terjadinya COVID-19 kami melihat bahwa walau perdagangan dunia secara umum menurun, kami melhat justru banyk produk ekspor dari negara pemasok di luar negeri membanjir di negara kita," tutupnya.


(dna/dna)

Hide Ads