Jakarta -
Pedagang keberatan dengan kebijakan Pemprov DKI Jakarta terkait pembukaan kegiatan usaha di pasar mulai 15 Juni 2020. Pasalnya, akan ada skema ganjil-genap pada toko-toko di pasar.
Toko bernomor ganjil buka di tanggal ganjil, toko bernomor genap buka di tanggal genap. Pedagang pasar merasa sulit bila harus menerapkan itu.
"Ya memang kebijakan ini cukup sulit ya karena Pak Anies sendiri belum melakukan banyak upaya-upaya yang harusnya dilakukan," kata Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar (IKAPPI) Abdullah Mansuri saat dihubungi detikcom, Senin (8/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya yang terpenting selain skema ganjil genap adalah mendorong agar dilakukan swab test atau rapid test kepada pedagang dan pengelola pasar. Hal itu menurutnya akan menambah kedisiplinan pedagang dan pembeli.
"Jika satu pasar sudah dilakukan swab atau rapid test dan ada yang positif maka di wilayah itu, di pasar itu akan jauh lebih disiplin dibanding pasar-pasar lain yang belum melakukan rapid test dan swab. Itu yang kami dorong di Jakarta ini dilakukan terlebih dahulu," jelasnya.
Menurut dia kios-kios di pasar pun tidak perlu memberlakukan kebijakan ganjil-genap karena sudah cukup aman.
"Pertama jaraknya relatif aman, yang kedua ada sekat antara kios yang satu dengan yang lain. Ada sekat antara tembok satu dengan tembok yang lain. Nah ini tinggal mengatur bagaimana pembeli tidak menumpuk di satu kios saja. Itu yang perlu diantisipasi ya. Tetapi yang paling penting kalau kios tidak perlu diatur buka-tutup sebenarnya karena jaraknya masih aman, relatif aman kios satu dengan kios yang lain," jelasnya.
Pedagang cemas omzet makin anjlok. Klik halaman selanjutnya>>>
Pedagang memperkirakan omzetnya bakal jatuh lebih dari 50% jika diberlakukan skema ganjil-genap pada toko-toko di pasar. Rencananya toko bernomor ganjil buka di tanggal ganjil, toko bernomor genap buka di tanggal genap. Seiring dengan kebijakan itu, omzet pedagang bakal ikut tergerus.
"Oh (penghasilan turun) pasti lebih dari 50% karena tiap hari biasanya dagang ini dagangnya terbatas," kata Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar (IKAPPI) Abdullah Mansuri saat dihubungi detikcom, Senin (8/6/2020).
Dia memperkirakan omzet pedagang bakal anjlok 50% lebih karena juga dipengaruhi faktor daya beli yang menurun. Oleh karena itu dengan dibatasinya operasional pedagang bakal tambah memukul rezeki mereka.
"(Penghasilan bisa turun) lebih dari 50% karena dagangnya pasti terbatas ya, dan karena daya beli menurun juga," sebutnya.
Dia menyarankan agar pasar yang tidak ditemukan kasus positif virus Corona (COVID-19) tidak perlu memberlakukan ganjil-genap, selama para pedagang dan pengunjung mampu menjalankan protokol kesehatan dengan baik.
Lalu apa saran pedagang? Lanjut ke halaman berikutnya>>>
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri punya saran lain ketimbang membatasi pedagang. Satu hal yang jadi perhatian adalah toko-toko pedagang yang berupa lapak. Berbeda dengan kios, biasanya lapak ini hanya berupa meja milik pedagang dan jaraknya berdempetan dengan sekat pembatas yang minim.
"Yang di lapak karena berdekatan antara pedagang satu dengan pedagang lain, yang hanya sekatnya antara meja satu dengan meja yang lain, itu diatur ulang tempat berdagangnya," kata dia saat dihubungi detikcom, Senin (8/6/2020).
Menurutnya area terbuka di kawasan pasar bisa dimanfaatkan untuk menempatkan lapak pedagang dalam rangka memastikan terpenuhinya jarak aman antar pelapak.
"Jadi tidak perlu menutup pedagang di hari genap atau ganjil. Jadi diatur ulang di sekitar pasar yang ada ruang terbukanya. Tapi saya pikir di Jakarta masih cukup, masih ada sih ruang untuk mengatur ulang jarak antara pedagang satu dengan pedagang lain untuk bisa mengatur kembalilah," jelasnya.
Menurutnya PD Pasar Jaya selaku BUMD pengelola pasar bisa mengatur kembali jarak antar pelapak satu dengan yang lain 1,5 meter.
Namun jika tidak ada cukup ruang untuk menata ulang lapak pedagang supaya berjauhan, mau tidak mau memang harus menerapkan ganjil genap.
"Kalau memang itu tidak ada, opsi keduanya boleh menomori nomor lapak pedagang nomor 1, nomor 2, nomor 3 sampai seterusnya. Jika nomor itu genap mereka berdagang di hari genap. Jika ganjil maka berdagang di hari ganjil. Ini yang bisa dilakukan," ujarnya.
Simak Video "Video Keluh Kesah Pedagang Pasar Gembrong Baru: Pendapatan Sering Nol"
[Gambas:Video 20detik]