Pemerintah federal telah membayar untuk klaim tunjangan pengangguran lebih dari US$ 64 miliar (Rp 911 triliun) selama bulan Mei. Sedangkan bulan ini hampir US$ 39 miliar (Rp 555 triliun).
Lonjakan klaim pengangguran telah menguras dana kepercayaan pengangguran beberapa negara bagian dan memaksa mereka untuk meminjam dari pemerintah federal untuk membayar tunjangan mereka.
New York telah meminjam hampir US$ 1,6 miliar (Rp 22,7 triliun) , sementara California dan Texas telah mengambil pinjaman masing-masing hampir US$ 900 juta (Rp 12,8 triliun) dan hampir US$ 73 juta (Rp 1,03 triliun).
Tujuh negara bagian lain juga telah menerima otorisasi untuk meminjam tetapi belum benar-benar melakukannya. Federal Reserve, sementara itu, meluncurkan fasilitas pinjaman untuk mendukung pemerintah negara bagian dan lokal pada bulan April.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan ada kemungkinan bahwa bank sentral, serta pemerintah federal, perlu melakukan lebih banyak memperbaiki dan memulihkan krisis pengangguran di AS.
Ketika himpitan pengajuan pengangguran mulai surut dan secara bertahap bisnis dibuka kembali. Anggota parlemen di Capitol Hill mengalami perpecahan perihal bantuan tambahan mingguan federal, sebesar US$ 600 (Rp 8,5 juta) yang masuk ke dana bantuan virus Corona dengan total US$ 2 triliun (Rp 28.200 triliun) dari Kongres.
Demokrat berpendapat bantuan paket stimulus sebesar US$ 600 itu harus dilanjutkan hingga tahu depan sebagai bantuan demi memulihkan krisis pengangguran akibat dampak virus Corona.
"Jadi intinya, krisis ini akan berlangsung jauh lebih lama, jadi pemerintah Trump dan Senat harus menambahkan bantuan untuk mendukung ekonomi dan krisis pengangguran yang sudah tinggi," kata kata Senator Oregon Ron Wyden, Demokrat.
Berseberangan dengan Demokrat, Partai Republik khawatir kenakan dana US$ 600 akan membuat orang AS malas untuk kembali bekerja mengingat dana bantuan yang begitu banyak ketika menjadi pengangguran.
"Itu tidak terdengar seperti resep untuk pertumbuhan ekonomi, mengingat kini telah banyak orang yang ingin kembali bekerja," Ketua Komite Senator Chuck Grassley dari Iowa.
Simak Video "Video Reaksi Trump soal Parpol Baru yang Dibentuk Elon Musk: Konyol!"
[Gambas:Video 20detik]
(ang/ang)