Jangan ke Mal Kalau Cuma Buat Hang Out
Setidaknya akan ada 80 mal yang menjadi anggota APPBI dibuka kembali serentak hari ini. Analis Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansyah mengatakan masyarakat harus patuhi jaga jarak (physical distancing) satu sama lain dan tidak berkerumun. Disiplin menggunakan masker juga didorong agar aman saat belanja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada saat membayar antre, perhatikan betul jangan sampai bersentuhan atau terlalu berdekatan. Yang lainnya paling pakai masker, pokoknya kedisiplinan diri saja," kata Trubus kepada detikcom, Minggu (14/6/2020).
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menaati rambu-rambu yang telah disediakan untuk pembeli berdiri maupun duduk. Hindari kontak dengan orang yang suka batuk-batuk atau orang yang terlihat kurang sehat.
"Misalnya ada tanda silang berarti dilarang, kemudian dibikin pembatas, jadi jangan melanggar pembatas-pembatas yang sudah ditetapkan oleh mal supaya antara pembeli yang satu dengan yang lain jaraknya ada. Kalau itu lemah ya sudah otomatis bisa memunculkan sentra-sentra gelombang II COVID-19," ujarnya.
Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio menambahkan, masyarakat yang tidak punya tujuan belanja diimbau untuk tidak ke mal. Hal itu karena dibukanya mal masih berisiko terjadi penularan.
"Orang yang jalan doang, yang hanya berkunjung untuk makan atau hangout ke mal sebaiknya nggak usah datang ke mal, tahan dulu. Yang datang ke mal kalau bisa yang ada keperluannya memang mau membeli sesuatu," sarannya.
Jika pun harus ke mal, calon pengunjung disarankan tidak membawa orang yang rentan tertular virus yakni lansia, yang memiliki penyakit bawaan dan anak-anak.
"Nggak usah ajak keluarga, anak-anak, orang tua itu nggak usah diajak ke mal dulu. Kalau orangnya sudah tua, rentan, di atas 50, itu sebaiknya tidak usah ke mal. Atau mereka kategori anak-anak yang usianya di bawah 15 tahun ke bawah misalnya, itu nggak usah diajak ke mal," ucapnya.
(eds/eds)