Target Net Zero Emission diupayakan guna mengurangi emisi karbon perusahaan dalam mengonsumsi listrik atau bahan bakar fosil lainnya.
Selain itu, dana itu juga akan diinvestasikan dalam proyek-proyek termasuk reboisasi, pelestarian air dan penyerapan karbon selama sepuluh tahun ke depan.
Dikutip dari Reuters. Senin (15/6/2020), investasi ini dilakukan karena urgensi dari krisis perusahaan iklim yang telah terjadi.
"Kami sekarang akan jauh lebih luas dalam program ini," kata Chief Chain Officer Unilever, Marc Engel.
Baca juga: Selama Pandemi, Transaksi GoFood Meningkat |
Unilever yang memiliki omset tahunan 52 miliar euro (Rp 830 triliun) akan memprioritaskan kerja sama dengan pemasok yang telah menetapkan target pengurangan emisi. Selain itu, pemasok juga harus menyatakan jejak karbon barang dan jasa yang disediakan.
Upaya dalam emisi karbon ini, Unilever bergabung dengan beberapa perusahaan dalam menjanjikan net zero emission. Perusahaan yang dimaksud seperti Nestle dan pabrik lift Jerman Thyssenkrupp AG. Meskipun target emisi mereka ditetapkan untuk 2050.
Perusahaan mengatakan akan menggunakan pemantauan satelit, pelacakan geolokasi, dan blockchain di antara teknologi digital lainnya untuk meningkatkan keterlacakan dan transparansi.
(ang/ang)