Ekonomi dunia diperkirakan bakal makin terpuruk sepanjang 2020. Berdasarkan rilis Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), proyeksi angka pertumbuhan ekonomi dunia minus 4,9% sepanjang tahun ini. Itu lebih rendah dibandingkan proyeksi yang dirilis pada April yaitu minus 1,9%.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet menilai yang perlu diwaspadai adalah pertumbuhan ekonomi China. Sebab pertumbuhan ekonomi Indonesia amat dipengaruhi oleh Negeri Tirai Bambu tersebut.
"Kita kan perlu hati-hati karena kalau global itu kan biasanya dia dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara-negara besar seperti misalnya Amerika, kemudian China," kata dia saat dihubungi detikcom, Kamis (25/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah China ini yang seandainya misalnya dikoreksi pertumbuhannya yang bisa menjadi kabar buruk kalau menurut saya untuk Indonesia, karena kalau Indonesia ini kan merupakan salah satu negara eksportir terbesar China yang produk-produk komoditas, yang merupakan komoditas unggulan di Indonesia seperti misalnya batubara," sambungnya.
Ekonom Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) Bhima Yudhistira juga menyampaikan hal senada.
"Kalau kita melihat secara globalnya permintaan itu kan masih belum pulih ya, karena ada fase yang berbeda dari masing-masing negara untuk melakukan relaksasi atau pelonggaran. Padahal tujuan ekspor utama Indonesia adalah ke pasar tradisional, yaitu Amerika Serikat dan Tiongkok, dan ini sama-sama terpukul," sebutnya.
Sementara Staf Khusus Menteri Keuangan Masyita Crystallin masih optimistis dengan pertumbuhan ekonomi China dan pengaruhnya terhadap Indonesia.
"Kalau dilihat juga pertumbuhan China masih positif 1% kan, tidak minus banyak dan juga China itu kan masih sumber supply chain di Asia. Artinya kalau misalnya Indonesia bisa menetapkan protokol COVID yang disiplin di industri, kemudian dengan kondisi pertumbuhan China yang masih lumayan, itu sebenarnya risiko ke sektor-sektor industri kayak manufacturing itu ya masih in line lah dengan asumsi kita saat ini," tambahnya.
(toy/eds)