Ridwan Kamil Siap Tampung Relokasi Investasi yang Cabut dari China

Ridwan Kamil Siap Tampung Relokasi Investasi yang Cabut dari China

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 25 Jun 2020 21:17 WIB
Pengembalian Uang Korupsi Samadikun

Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Toni Spontana (tengah) menyerahkan secara simbolis kepada Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman A. Arianto (ketiga kanan) uang ganti rugi korupsi Bantuan Likuidasi Bank Indonesia (BLBI) dengan terpidana Samadikun Hartono di Gedung Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (17/5/2018). Mantan Komisaris Utama PT Bank Modern Samadikun Hartono terbukti korupsi dana talangan BLBI dan dihukum 4 tahun penjara serta diwajibkan mengembalikan uang yang dikorupsinya sebesar Rp 169 miliar secara dicicil. Grandyos Zafna/detikcom

-. Petugas merapihkan tumpukan uang milik terpidana kasus korupsi BLBI Samadikun di Plaza Bank Mandiri.
Foto: grandyos zafna

Dalam beberapa tahun terakhir, realisasi investasi di Jawa Barat menduduki peringkat pertama di Indonesia. Sepanjang 2019, realisasi investasi di Jawa Barat mencapai Rp 137,5 triliun. Beberapa investasi besar yang masuk ke Jawa barat pada tahun lalu antara lain Amazon dengan investasi sebesar Rp 40 triliun dan Hyundai yang menggelontorkan investasi sebesar Rp 100 triliun.

Namun, dengan adanya COVID-19, industri di Jawa Barat mengalami penurunan. "Sektor jasa mengalami penurunan mencapai 4,8%, dan sektor industri manufaktur menurun 4,2% akibat pandemi COVID-19," kata Emil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itu sebabnya, Jawa Barat harus terus menarik investasi yang lebih besar untuk mengembalikan kondisi perekonomian pasca COVID-19. Emil menyebut siap menyambut peluang investasi yang masuk di kawasannya.

"Jawa Barat akan terus meningkatkan kemudahan birokrasi dan proaktif menjemput investasi. Kami optimis, investasi ke Jawa Barat akan mulai pulih seiring baiknya penanganan dan pengendalian COVID-19 di provinsi tersebut," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Namun, menarik relokasi investasi dari China tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebab Indonesia harus bersaing dengan negara-negara lain seperti Vietnam maupun Thailand yang menyiapkan berbagai daya tarik untuk menampung relokasi investasi dari China.

Dalam kesempatan terpisah, Partner Fiscal Research DDTC Bawono Kristiaji menyebut salah satu yang bisa dilakukan pemerintah untuk meningkatkan daya saing industri pasca pandemi adalah dengan memberikan insentif fiskal yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing industri.

Sebenarnya pemerintah sudah memberikan beragam insentif pajak bagi perusahaan yang akan menanamkan modalnya di Indonesia, namun pemanfaatannya dinilai belum maksimal.

"Jadi, perlu evaluasi bersama untuk menentukan bentuk insentif yang lebih tepat sasaran," tutup Bawono.

Dengan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, termasuk insentif yang menarik dari Kementerian Keuangan dan fasilitasi realisasi investasi yang cepat dari BKPM, diharapkan tidak mustahil untuk Indonesia khususnya Jawa Barat dapat menarik lebih banyak investasi pasca pandemi.


(zlf/zlf)

Hide Ads