Ke Jatim, Mentan Minta Produksi Kakao Terus Digenjot

Ke Jatim, Mentan Minta Produksi Kakao Terus Digenjot

Enggran Eko Budianto - detikFinance
Kamis, 25 Jun 2020 21:58 WIB
Kakao produksi Blitar
Produksi kakao/Foto: Erliana Riady/detikcom
Mojokerto -

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo ingin industri hulu hilir pengolahan kakao Mojopahit di Kabupaten Mojokerto menjadi contoh bagi daerah lain. Pihaknya siap membantu kebutuhan untuk pengembangan industri tersebut.

Hal itu disampaikan Syahrul saat meninjau industri hulu hilir pengolahan kakao Mojopahit di Desa Randugenengan, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto. Di tempat ini, kakao dari kebun diolah menjadi tiga produk. Yaitu bubuk cokelat, minyak cokelat dan candy.

Syahrul menjelaskan, produk kakao dalam negeri mempunyai cita rasa berbeda dengan cokelat dari negara lain karena Indonesia termasuk negara tropis. Industri pengolahan kakao mempunyai prospek tinggi karena cokelat menjadi kebutuhan masyarakat dunia.

"Kalau begitu dari pengalaman yang saya miliki, kakao tidak pernah jatuh harganya. Apalagi saat krisis seperti saat ini orang butuh imun yang lebih baik dan cokelat lebih banyak," kata Syahrul kepada wartawan di lokasi, Kamis (25/6/2020).

Oleh sebab itu, industri pengolahan kakao di dalam negeri harus ditingkatkan. Salah satunya dengan dengan mencontoh industri hulu hilir pengolahan kakao Cokelat Mojopahit di Mojokerto. Industri yang dikelola gabungan kelompok tani kakao ini sudah mampu menghasilkan produk olahan cokelat paling akhir.

"Kita lihat hasilnya kakao tidak lagi kakao butiran yang kita jual ke luar negeri, kita sudah memproduksi sampai the end product-nya. End products berarti marginnya, nilai tambahnya lebih tinggi. Kalau begitu ini harus menjadi role model atau model percontohan yang harus diikuti kabupaten lainnya yang mempunyai potensi-potensi kakao," terangnya.


Meski layak menjadi contoh, industri hulu hilir pengolahan kakao Mojopahit masih perlu untuk dikembangkan. Syahrul menegaskan Kementerian Pertanian siap membantu pengembangan industri tersebut.

"Kami siapkan apa yang dibutuhkan di sini. Tentu saja kita harus belajar bahwa tidak harus bantuan-bantuan, tapi bagaimana membuat suatu progran yang market management-nya jalan. Kalian butuh berapa miliar? Tetapi hitungannya harus jalan. Ini harus dikembalikan seperti ini. Sehingga tanpa pemerintah pun manajemen pertanian harus jalan dari hulu sampai hilir," tegasnya.

Klik halaman selajutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pimpinan industri hulu hilir pengolahan kakao Cokelat Mojopahit Mulyono menjelaskan, saat ini pihaknya membutuhkan kapasitas mesin yang lebih besar. Dia berharap dengan mesin lebih besar, pengolahan kakao meningkat hingga lima kali lipat setiap harinya.

"Mesin ke depan harapan kami bisa ditingkatkan dari sekarang 6 kwintal menjadi 2-3 ton per hari," jelasnya.

Industri pengolahan kakao yang dia pimpin, saat ini mampu menyerap hasil panen para petani di 21 Kabupaten di Jatim. Para pertani menghasilkan hampir 125 ton biji kakao setiap bulannya.

"Kakao asal kami jual, yang fermentasi kami olah sendiri karena keterbatasan mesin. 60 persen kami olah, 40 persen kami jual di dalam negeri," tandasnya



Simak Video "Video: Calon Jemaah Haji Asal Sulsel Ini Berumur 102 Tahun, Berangkat Dari Hasil Berkebun"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads