5 Fakta Kenaikan Harga Emas di Masa Pandemi

5 Fakta Kenaikan Harga Emas di Masa Pandemi

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Jumat, 26 Jun 2020 13:00 WIB
A woman checks products in a gold and jewellery store in the central Anatolian city of Corum, Turkey, May 11, 2017. Picture taken May 11, 2017. REUTERS/Umit Bektas
Foto: REUTERS/Umit Bektas.

3. Harga Emas Diprediksi Tembus Rp 1 Juta/Gram

Menurut Ekonom Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) Bhima Yudhistira, saat ini justru waktu yang tepat untuk tetap meneruskan investasi emas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan prediksi resesi global yang lebih parah dibandingkan krisis 1998 dan 2008, menurutnya harga emas batangan berpeluang melambung lebih tinggi. Jika hal itu terjadi, orang-orang cenderung menyimpan hartanya dengan mengkonversinya ke dalam bentuk emas batangan. Semakin banyak yang membeli emas maka harganya bakal berpeluang terus meningkat.

Ia menyarankan masyarakat untuk tetap menyimpan emasnya, dan menjualnya di level yang tertinggi. Pasalnya, ia memprediksi harga emas bakal tembus Rp 1 juta/gram.

ADVERTISEMENT

4. Harga Emas Dunia Bakal Cetak Rekor

Dari riset CNBC Indonesia, harga emas dunia mencetak rekor penutupan tertinggi di tahun ini. Harga logam mulia juga berada di level tertinggi dalam 7,5 tahun terakhir, dan sejak awal tahun sudah melesat lebih dari 15%.

Secara teknikal, emas sudah berhasil menembus atau break out level US$ 1.744/troy ons yang merupakan batas atas pola rectangle. Pola ini menjadi indikasi emas berada dalam fase konsolidasi atau bergerak sideways.

Harga emas memang sudah mencapai rekor penutupan perdagangan tertinggi di tahun ini. Tetapi logam mulia ini masih belum melewati level tertinggi intraday tahun ini US$ 1.764,55/troy ons yang disentuh pada 8 Mei lalu.

Jika mampu mengakhiri perdagangan di atas level tertinggi intraday tersebut, momentum penguatan emas akan semakin besar dan berpotensi terus mencetak rekor tertinggi di tahun ini.

5. Tips Investasi Emas

Emas sering menjadi pelarian bagi investor untuk menempatkan dananya ketika terjadi gonjang-ganjing ekonomi. Tapi CEO Schroders Indonesia Michael Tjoajadi tidak menyarankan untuk menempatkan uang terlalu lama di emas tahun ini karena harganya akan cenderung flat.

"Memang emas akan bergerak positif manakala ekonomi melambat dan itu terjadi di 2008-2009 dan terjadi lagi di akhir 2019 dan 2020. Harga emas sudah di US$ 1.700-an per troy ounce. Tapi sudah flat, dia nggak pernah tembus US$ 1.800, karena banyak yang melihat ekonomi akan pulih. Sehingga orang tidak terlalu banyak menempatkan dana ke emas," katanya dalam webinar market update, Selasa (16/6/2020).

Namun seiring dengan sentimen gelombang kedua COVID-19 di sejumlah negara saat ini, harga emas berpeluang bisa kembali naik. Terbukti, harga emas Antam yang sempat kembali turun ke Rp 875.000/gram kini kembali naik di level Rp 900 ribuan.


(eds/ara)

Hide Ads