Dia mengatakan, utang yang baru ini lebih rendah 0,7% dibanding utang sebelumnya yakni dengan rata-rata utang 5,4%.
"Kita membayar yang mungkin kita dapat dari pasar dan kebetulan yang kita terbitkan US$ 4 miliar obligasi yang kami lakukan penawaran kepada pemegang obligasi yang lama untuk mau menjual obligasi lama. Jadi kami beli balik obligasi ditukar yang tenornya lebih panjang supaya tidak tekanan kepada kita dari sisi cashflow. Yang berhasil ditukar 1 miliar," paparnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada US$ 1,5 miliar kami rencanakan pembayaran sesuai mekanisme mempertimbangkan bunga pinjaman dan bunga di level anak perusahaan," sambungnya.
Selanjutnya, dia menjelaskan, Freeport sendiri saat ini memang belum memberikan cahflow atau dividen kepada Inalum. Freeport baru memberikan dividen mulai tahun depan.
"Level produksi 2021 ekspektasinya akan sama 2018 apabila harga tembaga 2018 kami ekspektasi dividen 2021 US$ 350 juta akan meningkat secara bertahap dan kami ekspektasi menerima US$ 1 miliar di 2023 dan seterusnya," ungkapnya.
Dia mengatakan, posisi cash Inalum saat ini mencapai Rp 42 triliun.
"Kami ekspektasi produksi yang dihasilkan Freeport sedikit di atas ekspektasi semua sesuai rencana untuk mengamankan masa sulit. Posisi cash hari ini Rp 42 triliun," ujarnya.
Simak Video "Video Tanggapan Pimpinan MPR Soal UU BUMN Baru: Bukan Berarti Kebal Hukum"
[Gambas:Video 20detik]
(acd/fdl)