Defisit APBN Bengkak 6,34%, Ini Penyebabnya

Defisit APBN Bengkak 6,34%, Ini Penyebabnya

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 02 Jul 2020 13:49 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto

Saat ini kebijakan pemerintah juga telah fokus untuk memulihkan perekonomian nasional. Sehingga sektor usaha bisa kembali berjalan dan penerimaan pajak kembali meningkat.

Menurut dia, jika kebijakan sudah berjalan dengan baik, penerimaan meningkat maka bisa digunakan untuk pembayaran defisit yang saat ini dikelola dengan penuh kehati-hatian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Strategi pemerintah kita inginnya cari pembiayaan cost of fund paling murah itu tujuan pertama, tapi melihat kita harus kelola risiko yang manageable. Kalau pun investor kita ingin dapatkan return yang tinggi, tapi kita harus bisa mengelola risikonya," kata dia.



Simak Video "Sri Mulyani: Defisit APBN Masih Terkendali"
[Gambas:Video 20detik]

(kil/fdl)

Hide Ads