"Sepeda ini memang melonjak, mendadak saja jadi tren baru, tapi ini sesaat ya tidak mungkin terus-terusan, satu di sisi jadi tren karena orang mulai sadar akan pentingnya kesehatan namun di sisi lain hanya ikut-ikutan saja," ujar Hermawan kepada detikcom, Kamis (2/7/2020).
Faktor lain yang membuat gowes jadi tren karena bertepatan dengan dibukanya masa transisi di mana kegiatan sosial dan ekonomi mulai dilonggarkan. Momen ini membuat emosional berberapa masyarakat untuk segera keluar dan beraktivitas kembali.
"Sekarang masih emosional karena satu-satunya ketika dibuka masa transisi, orang boleh keluar lagi, orang berolahraga, orang mau pamer-pamer ini," katanya.
Baca juga: Ide Bisnis Modal Rp 1 Jutaan untuk Pemula |
Untuk itu, menurut Hermawan nantinya penjualan sepeda akan kembali turun namun tidak akan turun sampai level sebelumnya.
"Tidak bisa kayak gini terus pasti turunlah, tapi masih lebih tinggi dari biasanya, karenanya melonjaknya sangat besar, turunnya nanti masih ada kenaikan dari pasar normal itu 10-20%," imbuhnya.
Menurutnya, paling lama tren penjualan sepeda yang meningkat ini hanya akan bertahan paling lama sampai akhir 2020 mendatang.
"Kuartal III-2020 akan stabil (masih tinggi), kuartal IV-2020 sudah mulai turun, 2021 kembali realistik tapi masih lebih tinggi dari yang dulu, pasti itu cuma tersegmen pasarnya segmen kesehatan dan segmen fashion," pungkasnya.
(dna/dna)