Sementara sisanya masih sama, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, serta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
Menanggapi hal itu Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menilai, Presiden Jokowi memiliki hak prerogatif untuk memilih menterinya, sehingga bukan hal yang tidak mungkin AHY dan Ahok jadi menteri jika memang itu kehendak Jokowi.
Untuk Ahok, Piter menilai akan menjadi hal yang menarik jika benar dia menjadi Menteri BUMN. Sebab sikapnya yang tegas akan diuji mengurus banyaknya BUMN.
"Akan menarik memang kalau Ahok jadi Menteri BUMN. Keberanian dan ketegasan Ahok akan benar-benar diuji ketika menjadi Menteri BUMN," ujarnya kepada detikcom, Kamis lalu (2/7/2020).
Sementara untuk AHY, Piter mengaku ragu jika dia duduk di kursi Menteri Koperasi dan UKM. Sebab dia menilai AHY kurang memiliki pengalaman di bidang tersebut.
"Akan berat buat AHY. Kalau kita menginginkan perubahan dalam membangun kembali koperasi, kita butuh orang yang benar-benar paham ekonomi. Khususnya lagi terkait koperasi dan UMKM. Bisa saja AHY jadi menkop asalkan dia kemudian didampingi wamen atau staf ahli yang benar-benar paham akan jiwa koperasi," terangnya.
Sementara Pengamat ekonomi Institute Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira berpendapat lain. Dia kurang setuju dengan kedua nama tersebut.
Menurutnya, di situasi pandemi saat ini dan dihantui resesi, dibutuhkan sosok menteri yang paham tentang ekonomi, sehingga diharapkan menteri yang dipilih berasal dari kalangan profesional bukan politik.
"Wah yang jelas di tengah situasi krisis ini yang dibutuhkan adalah kabinet yang profesional bukan berasal dari kalangan politik. Kan masih banyak birokrat handal atau akademisi yang punya integritas menduduki pos tim ekonomi. Jangan sampai reshuffle tapi hasilnya sama saja," ujarnya.
Simak Video "Video Istana: Sampai Hari Ini Belum Ada Rencana Reshuffle Kabinet"
[Gambas:Video 20detik]
(acd/dna)