Jakarta -
Bisnis di sektor kelautan dan perikanan diharapkan mampu meningkatkan kontribusinya terhadap pembangunan nasional, khususnya sektor perikanan tangkap. Namun itu memerlukan langkah yang luar biasa dan strategis terutama di saat dan pasca merebaknya virus Corona.
"Pengembangan sektor perikanan tangkap nasional perlu pendekatan-pendekatan yang extra ordinary, sebagai respon atas prediksi banyak lembaga-lembaga internasional akan terjadinya kelesuan ekonomi yang mengarah pada resesi global," kata Dr. Agus Suherman, Ketua Forum Komunikasi Kemitraan Perikanan Tangkap (FK2PT) dalam Webinar Temu FK2PT yang dikutip Selasa (7/7/2020).
Selain itu, Agus menilai UMKM sebagai penyangga ekonomi nasional perlu mendapatkan perhatian, terlebih sektor perikanan tangkap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya ada kecenderungan pergerakan kaum urban kembali ke desa akibat PHK karena pabrik tutup atau mengurangi produksi. Tenaga mereka dapat disalurkan ke kegiatan usaha penangkapan ikan. Namun diperlukan koordinasi antar lembaga dan kementerian guna membuka akses lapangan kerja bagi masyarakat yang terkena PHK.
Perlu dilakukan relaksasi izin penangkapan dari pemerintah agar sektor perikanan tangkap bisa membuka lapangan kerja serta meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Misalnya saja memberikan izin kapal untuk menangkap di dua Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP), serta peningkatan armada tol laut untuk mengangkut reefer container dari sentra-sentra perikanan ke sentra pengolahan maupun konsumsi.
Di sisi lain, lanjut dia, upaya perluasan pasar domestik dan internasional atas produk perikanan juga harus didorong secara masif. Dari sisi PNBP saja, relaksasi izin akan menambah potensi kenaikan 2 kali lipat dari Rp 521 miliar menjadi Rp 1 triliun. Itu belum ditambah kontribusinya terhadap pembukaan lapangan kerja baru. Sementara itu, produktivitas nelayan bisa meningkat 1,5 kali.
Webinar FK2PT Serial I yang mengangkat topik "Era Adaptasi Norma Baru untuk Pelaku Usaha Perikanan Skala Besar (Longline dan Purse seine)", juga menghadirkan pembicara Machmud, SPi, MSc, Direktur Pemasaran KKP; James Then, SE, MM, Ketua Himpunan Nelayan Purse Seine Nusantara (HNPN); Dwi Agus Siswa Putra,SE, Ketua II Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI); Prof Dr Ir Indra Jaya, MSc.
Turut serta dalam acara tersebut Guru Besar IPB University dengan dimoderatori oleh Prof. Dr. Ir. Tri Wiji Nurani, M.Si, Guru Besar IPB University.
Dalam paparannya, pembicara Dwi Agus Siswa Putra berpendapat perlu adanya adaptasi strategi produksi dan adaptasi strategi bisnis baru di masa pandemi COVID-19. Pihaknya mengapresiasi kemudahan yang diberikan pemerintah baik KKP maupun Kemenhub, antara lain dalam perpanjangan SIPI, kapal angkut bisa membawa ikan ke pelabuhan, serta kemudahan rekrutmen Anak Buah Kapal (ABK).
Hal itu memberikan kontribusi positif atas produksi perikanan longline dari Februari-Juni 2020 yang naik 37% dibandingkan tahun 2019. Dari sisi ekspor terdapat peningkatan ekspor ikan tuna segar dengan total 300 ton pada Februari-Maret 2020, dan 1190 ton pada Juni 2020.
Untuk menjaga capain ini, pihaknya meminta kolaborasi yang lebih baik antara akademisi, pelaku bisnis, pemerintah, dan masyarakat sipil dalam menghadapi adaptasi era norma baru untuk pelaku usaha perikanan skala besar.
Sedangkan narasumber dari KKP, Machmud memaparkan profil ekspor-impor-neraca masa pandemi (Januari-Mei 2020) yang tidak jauh berbeda dengan kondisi tahun 2019. Hal ini bisa dilihat dari nilai ekspor sekitar US$ 400 juta per bulan, impor sekitar US$ 40 juta, dengan neraca positif.
Namun demikian, ekspor pada Mei 2020 terlihat indikasi penurunan sebagai dampak pandemi. Dari sisi pasar, ekspor USA masih merupakan tujuan utama dengan pangsa pasar 37,05%, dilanjutkan Japan (13,48%), Asean (11,09%), China (16,78%) dan EU (7,69%).
Sementara itu, produk tuna-cakalang-tongkol (TCT) menempati urutan kedua baik dalam volume maupun nilai ekspor, yaitu pada periode Januari-Mei 2020 sekitar 77,90 ribu ton (US$ 284,79 juta).
Persyaratan terkait quality and safety, sustainability, third party certification dan traceability masih menjadi hambatan akses masuk ke negara tujuan ekspor. Beberapa strategi telah dilakukan untuk peningkatan ekspor antara lain melalui keikutsertaan pada pameran internasional, perundingan perdagangan, dan dukungan lintas sektor.
Sementara itu James Then, mengutarakan wabah pandemi COVID-19 menyebabkan berbagai permasalahan bagi pelaku perikanan tangkap, disamping permasalahan penurunan daya beli masyarakat, distribusi dan pasar.
Dia mengusulkan solusi yang perlu segera dilakukan agar usaha tidak semakin terpuruk, diantaranya perlunya pembangunan cold storage, mencari pasar-pasar baru, disertai pengetatan pembiayaan. Harapan para pelaku industri adalah keberpihakan pemerintah melalui berbagai kebijakan yang pro-usaha, serta langkah-langkah nyata sehingga terjadi perputaran bisnis dan ekonomi.
Sebagai pembicara terakhir, Prof. Indra Jaya memberikan pandangan terkait berbagai peluang bagi kebangkitan perikanan skala besar. Hal ini didasari atas kondisi bahwa ikan adalah komoditas global dengan kebutuhan untuk peningkatan konsumsi ikan penduduk dunia yang secara umum masih rendah yaitu dibawah 30 kg per tahun, serta perkembangan indeks harga ikan dunia yang terus meningkat.
Industri perikanan skala besar memiliki peluang untuk dikembangkan, mengingat hampir 90% perikanan di dunia menggunakan kapal berukuran < 12 m. Untuk itu, terbuka peluang bagi kebangkitan perikanan skala besar di Indonesia, melalui peningkatan peran dan posisi dalam Regional Fisheries Management Organization (RMFO).
FK2PT merupakan forum yang terdiri dari kalangan akademisi, industri, dan pemerintah yang berkaitan dengan perikanan tangkap di Indonesia. FK2PT bertujuan memberikan sumbangan pemikiran kepada lembaga legislatif, eksekutif, perguruan tinggi, industri, dan lembaga formal lainnya serta perorangan yang peduli terhadap kemajuan perikanan tangkap untuk mewujudkan perikanan tangkap yang berkelanjutan dan terciptanya industri perikanan nasional yang berdaya saing.
Webinar Serial I ini merupakan webinar FK2PT yang akan dilakukan secara berkelanjutan (6 Seri) dengan mengambil tema utama "Era Adaptasi Norma Baru Dunia Usaha dan Industri Perikanan dan Keluatan: Peluang, Tantangan dan Arah Ke depan".
Simak Video "Video Kapal Ikan China Diamankan di Perairan Selatan Bali"
[Gambas:Video 20detik]