Soal Holding BUMN Penerbangan, Bos Garuda: Biar Nggak Bersikutan

Soal Holding BUMN Penerbangan, Bos Garuda: Biar Nggak Bersikutan

Vadhia Lidyana - detikFinance
Rabu, 08 Jul 2020 23:01 WIB
Dirut Garuda Irfan Setiaputra
Irfan Setiaputra Dirut Garuda Indonesia/Foto: Wirsad Hafiz / 20detik
Jakarta -

Pembentukan holding BUMN sektor penerbangan dan pariwisata masih menunggu terbitnya peraturan pemerintah (PP). Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra yang menjadi pembicara dalam webinar Jakarta Chief Marketing Club Officer (CMO).

Jika tidak ada perubahan, aturan disebut akan dirilis Oktober nanti.

"Sedang difinalisasi. Tapi memang semua itu kan menunggu peraturan pemerintah keluar. Diharapkan bulan Oktober keluar," kata Irfan, Rabu (8/7/2020).

Irfan mengatakan, dengan holding ini maka diharapkan tak ada aksi saling menyikut di antara masing-masing BUMN.

"Jadi one company, nggak bersaing, saling bersikutan, berada di satu naungan. Jadi kalau Garuda dipakai di Terminal 3 di tengah, nggak di ujung lagi. Terus mungkin saya nggak perlu bayar parkirnya (di bandara)," terangnya.


Selain itu, menurut Irfan holding penerbangan ini juga bisa mengefisiensi proses birokrasi di Kementerian BUMN.

"Dan mungkin sebagai Menteri BUMN, Pak Erick nggak perlu ketemu sama 4-5 BUMN, jadi 1 saja. Jadi perombakan sekali saja nggak perlu 5. Sekarang kalau marah ke Garuda kan saya bilang, ya habis AP II kayak gitu sih Pak. Jadi kan lama-lama pusing, jadi butuh 1 orang saja di antara sesama BUMN," terang Irfan.

Klik halaman selanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rencananya BUMN yang terlibat dalam holding antara lain PT Survei Udara Penas (Persero) sebagai induk, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Pelita Air Service, dan AirNav, Garuda Indonesia

Selain itu, Irfan mengatakan, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dan PT Hotel Indonesia Natour (Persero)/HIN atau yang biasa dikenal dengan INNA juga akan masuk dalam holding tersebut.

Dengan begitu, holding ini tak hanya fokus pada industri penerbangan, tapi juga ke pariwisata.

"ITDC nanti masuk juga sebagai tourist development. Hotel juga kelihatannya masuk. Jadi Hotel Indonesia Natour (INNA) akan juga ikut masuk. Jadi ini menjadi ujung tombak dari pengembangan pariwisata ke depan," tutur Irfan.



Simak Video "Irfan Setiaputra Raih Anugerah Tokoh Transformatif Industri Penerbangan Nasional "
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads