Maskapai nasioal PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) sudah tak lagi melayani penerbangan. Hal itu juga diakui oleh Kementerian BUMN melalui pernyataan Staf Menteri BUMN Arya Sinulingga pada 5 Juni lalu. Bahkan, Arya menyebut Merpati sudah tak berguna lagi untuk publik.
Namun, ternyata PT MNA masih berdiri meski tak lagi beroperasi. Bahkan, Mantan SVP Cooporate Planing Merpati Ery Wardhana membeberkan hingga saat ini masih ada 10 karyawan Merpati yang berkantor di Jalan Sunter Kemayoran, Jakarta Utara. Sisa karyawan tersebut antara lain Direktur Utama Asep Ekanugraha dan 9 stafnya.
"Saya gambarkan ya posisi Merpati sekarang pesawat nggak ada yang hidup, Direktur ada 1, pegawai sisa 9, kantor masih ada di Sunter. Tapi kantor di daerah sudah ditutup semua," ungkap Ery saat ditemui awak media di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (9/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ery pun mempertanyakan legalitas struktur organisasi BUMN yang 'sekarat' ini.
"Ini harus dicek apakah boleh Direktur satu di AD-ART BUMN. Boleh nggak kalau Direktur cuma satu?" tanya Ery.
Ery yang datang ke Kementerian BUMN bersama 9 eks-karyawan yang tergabung dalam Tim Dobrak Merpati itu merasa geram. Pasalnya, dengan masih menjabatnya Asep, maka Asep masih menerima gaji Dirut BUMN yang fantastis.
Sementara, sejak tahun 2018 pesangon 1.233 karyawan yang kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tak juga dilunasi. Menurut catatannya, PT Merpati Nusantara Airlines masih utang pesangon Rp 318,17 miliar kepada para eks-karyawan tersebut.
"Dia masih menjabat sebagai Direksi, kok bisa? Ini gajinya gede loh," ungkap Ery.