Pandemi COVID-19 memberikan dampak ekonomi yang cukup signifikan di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah sudah menanggulanginya dengan beberapa exit strategy mulai dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), reset dan transformasi ekonomi melalui undang-undang Omnibus Law yang kini tengah digodok di DPR, dan diharapkan pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah berada di angka positif.
"Yang dimaksud dengan reset ekonomi, tentu kita melihat bahwa dengan masuknya ekonomi dunia di level minus maka dengan istilah digital, ini di-reset terus dikembalikan lagi ke nol untuk kembali masuk ke jalur positif," ungkap Airlangga di Webinar Nasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan tema Strategi Pemerintah Hadapi Ancaman Gelombang Kedua Corona yang disiarkan langsung di detikcom, Jumat (10/7/2020).
Ketua Umum Partai Golkar tersebut menambahkan untuk meninggalkan utilisasi yang rendah dan gangguan di regional value change, salah satu yang kini tengah diakselerasi adalah digitalisasi antara lain melalui industri 4.0, transformasi digital dan dari segi investasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah mendorong program infrastruktur dan untuk meningkatkan demand di dalam negeri dan juga untuk UMKM melalui platform digital. Investasi juga diperlukan untuk meningkatkan demand dan UMKM lewat platform digital sehingga tetap menjaga tren di global market.
"Nah ini tentunya kita mesti tetap menjaga berbagai tren di global market, mulai dari lapangan kerja yang baru jadi masa depannya berubah kemudian perubahan preferensi konsumen. Kalau kita lihat juga transformasi digital bahwa kemampuan populasi internet kita itu tinggi (67%) dan aktif (56%)," jelas Airlangga.
Di Indonesia, lanjut Airlangga, jaringan 4G sudah mencapai 97,51% dan anak-anak muda generasi milenial atau Y sudah 32% dari populasi dan potensi yang besar dari ekonomi digital di Indonesia tahun 2025 sebesar US$ 133 M, dan untuk di level ASEAN sebesar US$ 153 M.
"Tentu kita bisa melonjak untuk menggunakan transformasi digital ini sebagai pengungkit perekonomian nasional dan menciptakan layanan kerja dan dengan adanya pandemi ini bakal mengakselerasi adanya revolusi industri 4.0 ataupun digitalisasi. Karena pandemi ini membuat cara kita bekerja, belajar, dan government service sudah berubah," pungkasnya.
(mul/mpr)