Diisi 500 TKA China, Smelter Konawe Bakal Serap 16.950 Pekerja Lokal

Diisi 500 TKA China, Smelter Konawe Bakal Serap 16.950 Pekerja Lokal

Hendra Kusuma - detikFinance
Sabtu, 11 Jul 2020 14:45 WIB
Sejumlah tenaga kerja asing dari Mitsubishi Jepang berada di dalam proyek PLTGU Jawa 2  area PT Indonesia Power UPJP Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Ilustrasi/Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyebut dua perusahaan yang membangun smelter di Konawe, Sulawesi Tenggara mampu menyerap tenaga kerja lokal hingga 16.950 orang. Saat ini, dua perusahaan yang beroperasi di sana sudah mempekerjakan sekitar 11.000 warga Indonesia.

Plt Dirjen Binapenta dan PKK Kemenaker, Aris Wahyudi mengatakan dua perusahaan tersebut sudah membuka rekrutmen tenaga kerja lokal sekitar 5.950 orang.

"Kemarin dengan 156 TKA yang datang di sana langsung rekrut 950 orang untuk menjadi mitra mereka datang, untuk membantu memasang, nah 950 orang ini sudah direkrut, kemarin dua sampai tiga hari ada MoU antara Verteu sama Obsidian dengan Bupati Konawe untuk menyediakan dan merekrut 5.000 tenaga kerja," kata Aris saat dihubungi detikcom, Sabtu (11/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembangunan smelter di Konawe akan melibatkan 500 TKA asal China, hingga saat ini yang sudah datang sekitar 261 orang, sisanya akan menyusul. Waktu kerja seluruh TKA China ini selama enam bulan terhitung sejak mereka menginjakkan kakinya di Indonesia.

Seluruh TKA China ini akan bekerja memasang mesin smelter dengan teknologi yang hanya dikuasai oleh negerinya sendiri. Sehingga, keberadaan tenaga kerja lokal nantinya akan ikut terlibat. Apalagi pemasangan mesin ini dikerjakan 24 jam penuh setiap harinya dibagi beberapa shift.

ADVERTISEMENT

"Namanya memasang, menyetel, komisioning itu kan seperti paralel dan harus terkoneksi sempurna untuk menghasilkan produk akhirnya stainless steel, ada baterai kering dari nikel, nanti fokusnya di sana di baja sama stainless steel," ujarnya.

Selain merekrut sekitar 16.950 tenaga kerja lokal, sekitar 120 orang Indonesia juga sudah dikirim ke China dalam rangka belajar pengoperasian pabrik.

"Ada 120-an warga kita sudah dikirim ke Tiongkok sana untuk belajar mengoperasikan, memproduksi mengolah nikel itu menjadi stainless steel," katanya.




(hek/eds)

Hide Ads