Saat Jokowi Terus Terang Ngeri Kondisi Ekonomi Terimbas Pandemi

Terpopuler Sepekan

Saat Jokowi Terus Terang Ngeri Kondisi Ekonomi Terimbas Pandemi

Tim detikcom - detikFinance
Sabtu, 11 Jul 2020 22:15 WIB
Ekspresi dan gestur Presiden Jokowi dalam raker 7 Juli 2020, diunggah Setpres 8 Juli 2020. (Dok YouTube Setpres)
Foto: Ekspresi dan gestur Presiden Jokowi dalam raker 7 Juli 2020, diunggah Setpres 8 Juli 2020. (Dok YouTube Setpres)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) khawatir ancaman krisis ekonomi dunia tahun ini. Sejumlah lembaga internasional memprediksi kontraksi ekonomi global tahun ini akan sangat dalam.

Jokowi pun meminta para menterinya bekerja tidak seperti biasanya, tetapi harus peka terhadap ancaman krisis ini.

"Tadi di depan saya sudah minta, kita harus memiliki sense of crisis yang sama. Regulasi sederhanakan, SOP sederhanakan. Sesuai dengan keadaan krisis yang kita hadapi. Semua negara sekarang ini mengalami itu, kerjanya cepet-cepetan. Ini kita berkejar-kejaran dengan yang namanya waktu. Jadi sekali lagi ganti channel dari channel normal ke channel krisis," ujarnya saat membuka rapat terbatas yang membahas serapan anggaran seperti dilansir Kamis (9/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi menjabarkan proyeksi dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), yang menyebutkan kontraksi ekonomi global diprediksi mencapai minus 6 hingga 7,6%. Jokowi mengaku khawatir dengan proyeksi-proyeksi tersebut.

"Kalau endak, ngeri saya terus terang saya ngeri. Di kuartal III ini. Ini kuncinya di kuartal III. Saya melihat memang setelah kita rapat kabinet di sini ada pergerakan yang lumayan. Tapi belum sesuai dengan yang saya harapkan. Sudah bergerak lebih baik, sudah bergerak lebih bagus, tapi belum," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

ADVERTISEMENT

Langsung klik halaman selanjutnya.

Jokowi juga mengingatkan para menteri seputar kondisi dunia tengah mengalami krisis, terutama di bidang kesehatan dan ekonomi. Oleh sebab itu, Jokowi meminta seluruh jajarannya untuk memiliki sense of crisis yang sama dan bekerja lebih keras lagi.

"Pada kondisi krisis, kita harusnya kerja lebih keras lagi. Jangan kerja biasa-biasa saja. Kerja lebih keras dan kerja lebih cepat. Itu yang saya inginkan pada kondisi sekarang ini. Membuat Permen (Peraturan Menteri) yang biasanya mungkin 2 minggu ya sehari selesai, membuat PP (Peraturan Pemerintah) yang biasanya sebulan ya 2 hari selesai, itu loh yang saya inginkan," tegas Jokowi

Selain itu, Jokowi mendorong jajarannya untuk tidak hanya bekerja dengan menggunakan cara-cara yang biasa. Lebih lanjut, Jokowi juga meminta agar jajarannya membuat terobosan dalam melaksanakan prosedur, misalnya dengan menerapkan smart shortcut.

"Kita harus ganti channel dari ordinary pindah channel ke extraordinary. Dari cara-cara yang sebelumnya rumit, ganti channel ke cara-cara cepat dan cara-cara yang sederhana. Dari cara yang SOP (standar operasional prosedur) normal, kita harus ganti channel ke SOP yang smart shortcut. Gimana caranya? Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara lebih tahu dari saya, menyelesaikan ini. Kembali lagi, jangan biasa-biasa saja," jelas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.


Hide Ads