Kasus Corona di Indonesia masih terus meningkat bahkan sering memecahkan rekor baru setiap hari. Di sisi lain, bioskop direncanakan buka 29 Juli mendatang. Kebijakan ini menimbulkan pro dan kontra.
Analis Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansyah mengatakan rencana pembukaan bioskop dalam waktu dekat itu tidak tepat. Bahkan dinilai berbahaya meskipun akan menerapkan protokol kesehatan.
"Menurut saya nggak tepat. Jadi kalau dibuka tanggal 29 dalam posisi COVID ini masih tinggi banget itu saya pikir akan berbahaya meskipun tetap menerapkan protokol kesehatan. Menurut saya jangan dulu," kata Trubus kepada detikcom, Minggu (12/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih saat ini muncul klaster-klaster baru yang tanpa diduga muncul seperti di lingkungan Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD), Bandung. Dengan dibukanya bioskop bukan tidak mungkin akan ada klaster baru di bioskop.
"Sekarang ini kan klaster-klaster baru terus bermunculan. Klaster Secapa yang terakhir, ada klaster senam, ada klaster pasar, ada klaster lapas, ada klaster hajatan. Saya berharap jangan sampai ada klaster bioskop," harapnya.
Sementara Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja mengatakan penentuan operasional bioskop ditentukan oleh masing-masing Pemerintah Daerah (Pemda). Jika Pemda sudah mengizinkan, berarti pembukaan kegiatan tersebut dianggap sudah tepat karena telah dipertimbangkan.
"Sebelum membuat keputusan (soal bioskop) pasti Pemda sudah mempertimbangkan berbagai aspek dan yang menjadi dasar pertimbangan utama adalah faktor tingkat penyebaran wabah COVID-19," tuturnya.
Ada untung rugi dari pembukaan bioskop ini. Klik halaman selanjutnya>>>
Simak Video "Video: Menbud Fadli Zon Ungkap Indonesia Masih Kekurangan Layar Bioskop"
[Gambas:Video 20detik]