American Airlines Bakal PHK 20 Ribu Karyawan!

American Airlines Bakal PHK 20 Ribu Karyawan!

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 14 Jul 2020 12:11 WIB
Ilustrasi American Airlines
Foto: (CNN)
Jakarta -

American Airlines berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada sejumlah pegawainya. Hal ini dilakukan akibat pandemi virus Corona yang terus memperburuk permintaan penerbangan dan mengganggu bisnis maskapai.

Dikutip dari CNBC, Selasa (14/7/2020) akan ada 20 ribu pegawai dari total 133 ribu pegawai American Airlines tedampak PHK. Mereka terdiri dari pilot, pramugari, mekanik, dan pegawai maskapai lainnya. Sebelumnya, telah ada 15 ribu pilot telah mengajukan pensiun dini berdasarkan kesepakatan dengan Asosiasi Pilot atau Allied Pilots Association.

American Airlines tidak menerangkan berapa jumlah pasti pilot yang akan terdampak PHK. Sementara untuk pramugari akan ada 8.000 pramugari yang akan di-PHK.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengumuman ini disampaikan berdasarkan Undang-Undang The Worker Adjustment and Retraining Notification yang mewajibkan pengusaha untuk memberi tahu staf 60 hari sebelumnya jika ada kemungkinan PHK atau cuti.

Untuk menghindari PHK dan cuti paksa, para eksekutif maskapai pun mendesak karyawan untuk melakukan paket pensiun dini.

ADVERTISEMENT

Permintaan yang lesu memaksa maskapai penerbangan untuk memotong biaya dan PHK pegawai. PHK dilakukan setelah berakhirnya persyaratan bantuan federal senilai US$ 25 miliar yang melarang operator memberhentikan pekerja atau memotong tingkat upah sampai 30 September.

Selain American Airlines, Delta Air Lines juga memperingatkan lebih dari 2.500 pilot yang akan terdampak PHK dan cuti. Sementara United telah memberi tahu lebih dari 2.200 pilot akan dipangkas. Bahkan pekan lalu United lalu memberi tahu bahwa hampir 36.000 karyawan atau 40% dari tenaga kerjanya โ akan terdampak PHK dan cuti masal.

Kini kekhawatiran akan dampak kasus virus Corona gelombang dua di berbagai negara yang meningkat meresahkan beberapa eksekutif maskapai. Pasalnya gelombang kedua ini memicu beberapa negara melakukan pembatasan wilayah (lockdown) lagi. Hal ini akan berdampak besar pada industri penerbangan.




(zlf/zlf)

Hide Ads