American Airlines berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk 25 ribu karyawannya atau sekitar 29% dari tenaga kerjanya. Kebijakan ini dilakukan akibat lonjakan kasus virus Corona di AS yang berdampak pada anjloknya permintaan perjalanan.
Maskapai ini juga mendesak karyawan untuk bertahan selama dua tahun atau mengambil paket pensiun dini agar tetap mendapatkan jaminan penggajian sebelum adanya PHK.
CEO American Airlines Doug Parker dan Presiden Robert Isom mengatakan Juni lalu pendapatan maskapai turun 80% dibandingkan 2019. Mereka mengungkap bahwa anjloknya pendapatan ini akibat menurunnya pesanan perjalanan yang disebabkan melonjaknya kasus virus Corona di berbagai negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tingkat infeksi meningkat dan beberapa negara melakukan pembatasan wilayah (lockdown) lagi, permintaan untuk perjalanan udara melambat jadi semakin lagi," ungkap Parker dan Isom, dikutip dari CNBC, Kamis (16/7/2020).
Sejak April lalu seluruh maskapai di AS telah mendapatkan dana bantuan yang digelontorkan federal senilai US$ 25 miliar, dengan syarat tidak diperbolehkan memotong gaji atau PHK karyawan hingga 30 September 2020.
Namun, kini penurunan pendapatan maskapai hingga saat semakin memburuk. Presiden Association of Professional Flight Attendants Julie Hedrick mengatakan serikat pekerja pun mendorong Kongres dan administrasi Trump untuk memperluas dukungan penggajian tersebut hingga akhir Maret 2021.
"Serikat pekerja kini mendorong Kongres memperluas dana bantuan penggajian untuk membantu menjaga pekerja penerbangan tetap mendapat gaji dan tunjangan mereka korban terdampak virus Corona," kata Hedrick.
Kini saham American Airlines turun sekitar 3% dalam perdagangan.
(fdl/fdl)