Kasus Corona Masih Tinggi, PSBB Perlu Diterapkan Lagi?

Kasus Corona Masih Tinggi, PSBB Perlu Diterapkan Lagi?

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 16 Jul 2020 13:37 WIB
Pembatasan aktivitas mulai dilonggarkan di masa PSBB Transisi. Meski begitu, protokol kesehatan wajib diterapkan di sejumlah ruang publik termasuk stasiun.
Suasana PSBB. Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Kasus Corona di Indonesia belum juga landai, bahkan baru-baru ini terus memecahkan rekor baru. Di sisi lain, pemerintah mulai membuka satu per satu kegiatan ekonomi.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan pemerintah harus menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) lagi jika ditemukan daerah yang kasus positif Corona barunya meningkat. Jika menerapkan lockdown untuk menekan penyebaran Corona, dinilai sudah terlambat.

"Saya kira ini sudah terlambat melakukan lockdown pada di awal. Sekarang harusnya begitu kasus di suatu daerah mulai naik, cepat PSBB-kan kembali yang lebih ketat," kata Tauhid kepada detikcom, Kamis (16/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Begini kan nggak konsisten, Pemda DKI melarang tapi pegawai masuk semua. Jadi susah itu kan kewenangannya banyak, pemerintah pusat atau pegawai kantor swasta di pusat," tambahnya.

Dia berharap pemerintah dengan tegas menerapkan kebijakan untuk menekan penyebaran Corona. Jika mengandalkan masyarakat, Tauhid bilang, kasus Corona akan terus bertambah dan berdampak terhadap pemulihan ekonomi.

ADVERTISEMENT

"Yang masalah adalah kalau mengandalkan kesukarelaan masyarakat. Sementara masyarakat kita tergolong acuh terhadap situasi, ya akan begini terus. Ini perlu pengawasan yang ketat, kalau pemda tidak siap mau nggak mau TNI/Polri turun agak lebih ketat mengatur ini," ucapnya.

Namun PSBB dinilai akan efektif jika pemerintah memberikan bantuan dengan cepat dan dirasakan oleh masyarakat secara langsung.

"PSBB efektif kalau bantuan sosial memang cepat dijamin oleh pemerintah. Paling tidak pada beberapa wilayah yang masih merah atau hitam. Nah ini dilarang beraktivitas, bantuan nggak ada, ya sudah masyarakat kan harus keluar cari makan. Nah ini yang susah," ucapnya.

Berbeda dengan Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual, menurutnya saat virus Corona sudah menyebar seperti sekarang ini akan sulit untuk dikendalikan. Untuk itu, dia menyarankan agar pemerintah cukup memperketat protokol kesehatan dan dilakukan oleh masyarakat.

"Yang penting protokol kesehatannya dan yang make sense saja," tuturnya.



Simak Video "Video Menkeu Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,7-5%"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads